SEBANYAK 100 dokter di Israel membuat petisi yang mendesak Israel Fence Force (IDF) untuk melakukan peledakan pada rumah sakit di Gaza. Rumah sakit tersebut, dituduh menjadi tempat persembunyian Hamas.
Dilansir dari laman Jordan Times, ratusan petugas kesehatan yang berbasis dari Kompleks Asosiasi Profesional ke kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amman untuk melakukan protes atas ungkapan itu. Pasalnya, sudah banyak petugas medis yang gugur dalam perang tersebut.
Petugas kesehatan yang berada di sana pun mengutuk kejahatan yang dilakukan bangsa Israel terhadap warga sipil di Gaza, dengan menyerukan pembukaan perbatasan Rafah secara permanen sebagai cara untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan medis ke Gaza.
Tidak hanya itu, sambil membawa sebuah poster yang bertuliskan “rumah sakit bukan target”, “Berhenti menembak sekarang”, “berhenti genosida”, dan “berhenti kejahatan perang terhadap Gaza”, mereka juga nampak membawa foto petugas kesehatan yang telah gugur dalam tindakan Israel di Gaza selama 30 hari terakhir.
“Israel menyerang konvoi ambulans yang mengangkut pasien terluka parah dari rumah sakit Al Shifa di Gaza ke perbatasan Rafah,” ucap Kementerian Kesehatan Gaza.
Bahkan dalam laporan selama beberapa hari terakhir juga lewat serangan udara Israel telah menewaskan setidaknya 150 petugas kesehatan dan menghancurkan 27 ambulans. Namun, Kementerian juga mengungkapkan kalau sebanyak 16 rumah sakit dan 24 pusat perawatan primer di Gaza telah tidak beroperasi akibat serangan tersebut.
Media Israel pun baru-baru ini juga melaporkan sebanyak 100 dokter Israel telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan tentara Israel untuk mengebom rumah sakit di Gaza, dengan klaim Hamas menggunakan tempat tersebut. Tidak terima dengan pernyataan itu, salah satu dokter pun melalui video mengutuk tindakan tersebut karena menganggap dokter Israel yang menandatangani surat itu telah mengkhianati profesi medis.
Follow Berita Okezone di Google News