TAKJIL memang kerap hadir di Bulan Puasa dan dijual banyak orang. Tapi, tidak semua orang menerapkan treatment yang sama pada makanan yang mereka jual. Ada saja oknum-oknum nakal yang menjual kembali makanan yang tidak laku pada hari sebelumnya, padahal mutunya sudah tidak bagus.
Salah satu yang digunakan untuk mengawetkan makanan tersebut adalah formalin. Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun mengawasi peredaran takjil, pada Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H Tahun 2023.
Dari data yang dipaparkan, diketahui bahwa terjadi penurunan angka temuan pangan berbahaya bagi kesehatan pada takjil atau pangan buka puasa.
"Dari 8.600 sampel takjil buka puasa di seluruh Indonesia, masih ada sekitar 1,1 persen takjil yang mengandung bahan dilarang digunakan untuk pangan," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Bahan dilarang yang masih dipakai pada produk takjil, sambung Penny, adalah formalin, rhodamin, dan boraks. "Formalin terutama yang masih dipakai di produk takjil," jelasnya.
Angka temuan itu diketahui terus menurun dari tahun sebelumnya. BPOM menjelaskan, penurunan penggunaan bahan dilarang untuk pangan takjil dari tahun sebelumnya sebesar 7,3 persen. Menurut Penny, ini terjadi karena edukasi yang terus dilakukan oleh timnya, khususnya sebelum Ramadhan datang.
Follow Berita Okezone di Google News