JAKARTA - Nilai investasi di hulu migas sebesar USD10,8 miliar pada 2021, sementara tahun 2022 investasi di hulu migas Indonesia diproyeksikan mencapai USD13,2 miliar atau naik lebih dari 20%.
Tahun ini sejumlah international oil company seperti Petronas Carigali telah memenangkan lelang atas wilayah kerja (WK) migas North Ketapang. Sementara British Petroleum (BP) menjadi pemenang lelang atas WK Agung I dan Agung II. Petronas Carigali sendiri tahun lalu berhasil menemukan hidrokarbon berupa minyak dengan lajur alir awal sekitar 2.100 barel minyak per hari (bph) di WK Nort Madura II.
BACA JUGA:Transisi Energi, RI Siapkan Aturan Kurangi Emisi Karbon demi Optimalkan Produksi Migas
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Indonesia Berly Martawardaya, menyatakan sebagian besar cadangan migas yang proven dan unexploited baik onshore maupun offshore di Indonesia berada di kawasan timur.
“Ini memerlukan biaya penggalian dan operasi tinggi, sehingga kepastian hukum untuk investasi migas sangat penting,” kata Berly di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Menurut dia, revisi undang-undang migas merupakan salah satu langkah strategis yang mendesak dilakukan di luar upaya proaktif pemerintah untuk menggaet investor. Investasi migas masuk dalam kategori jangka panjang dengan tenor rata-rata lebih dari 20 tahun, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dinikmati secara cepat.
BACA JUGA:28 Kesepakatan Industri Migas, RI Bisa Kantongi Rp36 Triliun
Hal senada sebelumnya juga diungkapkan Pengamat Energi Tumbur Parlindungan. Menurut dia, di tengah harga komoditas yang cukup tinggi, target investasi yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai. Hal ini didukung kebutuhan energi yang meningkat seiring membaiknya ekonomi dunia pasca pandemi COVID-19.
Minat investor juga meningkat seiring tersedianya pilihan blok dengan kualitas baik serta didukung ekosistem investasi, kebijakan fiskal dan iklim investasi. Pasalnya, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang, sehingga kepastian hukum (contract sanctity) menjadi keharusan.
"Investasi migas yang menggerakkan ekonomi Indonesia selama ini. Kalau kita mau ada pertumbuhan ekonomi yang baik, tentu saja sektor energi adalah sektor utama yang perlu diperbaiki," tegas dia.
Follow Berita Okezone di Google News