Sebagai catatan, kebijakan proaktif pemerintah di sektor hulu migas diantaranya percepatan proses perizinan investasi. Dari target waktu penyelesaian maksimal 3 hari, pada Oktober 2022 rata-rata waktu penyelesaian perizinan di sektor hulu migas hanya 1,03 hari. Cepatnya proses perizinan telah mendorong kontraktor segera melanjutkan rencana kerjanya.
Selama ini perizinan merupakan salah satu kunci di sektor hulu migas. Percepatan proses izin yang terus menjadi perhatian pemerintah diharapkan memberikan keuntungan kepada kontraktor dan memberikan kepastian terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.
Selain kontraktor migas global, sejumlah perusahaan migas nasional juga menunjukkan komitmennya untuk terus mendorong kenaikan cadangan dan produksi migas di dalam negeri. Pertamina melalui sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sampai Oktober 2022 terus melakukan pengeboran di berbagai WK yang dikelolanya.
Selama sembilan bulan di 2022, PHE secara total telah melakukan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 497 sumur dan 56 sumur sedang dalam tahap pengeboran. Pada periode ini PHE berhasil mencatatkan produksi migas akumulatif rata-rata sebesar 962 juta barel setara minyak per hari.
Presiden Direktur Medco E&P Indonesia Ronald Gunawan mengungkapkan, produksi Medco sudah tumbuh dari 56 ribu barel per hari minyak, menjadi 170 ribu barel per hari. Keberhasilan Medco tersebut merupakan hasil dari strategi untuk mengoperasikan lapangan baru, sedang dan tua.
"Kuncinya optimalisasi dan biaya," jelas Ronald pada sesi CEO Forum 3rd International Convention Of Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Bali.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)