Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Cara Paling Mudah Deteksi Gagal Ginjal Anak, IDAI: Cek Air Kencing dalam 6-12 Jam

Kevi Laras, Jurnalis · Kamis 10 November 2022 12:48 WIB
https: img.okezone.com content 2022 11 10 620 2704706 cara-paling-mudah-deteksi-gagal-ginjal-anak-idai-cek-air-kencing-dalam-6-12-jam-uZehFC5QnI.jpg Ilustrasi Mengecek Gangguan Gagal Ginjal Anak. (Foto: Shutterstock)
A A A

LAPORAN kasus gagal ginjal akut memang sudah berhenti sejak Oktober kemarin. Meski demikian, masih banyak kekhawatiran bahkan mungkin paranoia terhadap keadaan anak. Apalagi, belakangan ini musim tidak menentu membuat anak lebih mudah sakit.

Permasalahan gagal ginjal akut (GGA) sendiri, diklaim akibat obat sirup yang tercemar zat etilen glikol (EG). Ikatan dokter anak indonesia (IDAI) mengungkapkan ada gejala khas GGA yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Jika dialami anak, diimbau segera ke Rumah Sakit rujukan GGA.

"Pertama kali cek jumlah air kencing dalam 6-12 jam itu seperti apa, apakah berkurang atau tidak. Kalau berkurang, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit rujukan yang bisa diberikan antidotum (penawar GGA) di situ," terang Ketua IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) dalam Konferensi Pers bersama IDI secara online, Rabu (9/11/2022).

Kandungan EG yang diklaim bisa menyebabkan GGA, tentu perlu diwaspadai. Berdasarkan temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin, mengangetkan adanya kandungan EG melampaui ambang batas dari ketentuan yaitu hampir 100%.

"Kalau ukuran anak memiliki ginjalnya kecil, kalau minum cemaran EG tinggi banget (seperti temuan BPOM), bisa jadi masalah. Memang fakta yang ada, ditemukan korbannya banyak balita," kata dr Piprim.

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyebut, kadar tersebut berbahaya lantaran melampaui ambang batas yang telah ditentukan yaitu tidak lebih dari 01,%.

Wakil ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof Keri Lestari menerangkan bahwa bila EG dikonsumsi oleh anak, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Sehingga perlu adanya, pengecekan lebih lanjut dari BPOM dan segala pihak terkait untuk hal ini.

Follow Berita Okezone di Google News

"Ini sampai 50-90% itu amazing banget, wah itu bukan lagi soal cemaran bisa jadi replacement. Cemaran itu kecil sekali tidak boleh lebih dari 0,1% yang masih aman digunakan. Apalagi digunakan lebih dari itu, pantes anak kecil itu terjadi masalah pada tubuhnya," terang Wakil Ketua IAI Prof Keri dalam kesempatan yang sama.

Sekadar informasi, untuk mendiagnosa seseorang memiliki gangguan ginjal, biasanya dilakukan dengan tes ureum dan kreatinin. Dari keduanya, tes kreatinin diketahui paling banyak dipakai untuk mendiagnosis masalah ginjal pada seseorang.

Dituturkan Matthew Justyn, Product Specialist Prodia, secara volume atau penggunaannya di masyarakat, tes kreatinin paling banyak dipakai. Sebab tes ini biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau dengan hasil tes yang keluar lebih cepat

Namun, selain dari dua tes ini, ternyata ada tipe tes lain yang bisa dilakukan untuk menilai fungsi ginjal yakni tes Cystatin C. Tes Cystatin C punya hasil tes pengujian yang dinilai lebih baik daripada ureum dan kreatinin, terkait faktor sensitivitas.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini