SEL punca membawa banyak manfaat untuk penyembuhan penyakit. Antara lain untuk penyembuhan osteoarthritis, luka bakar, patah tulang, sampai penyakit jantung.
Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Sel, Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK pun melakukan diskusi dengan Kemenkes, BPOM, BRIN, KPSPS dan Kalbe Farma tentang perkembangan penelitian dan aplikasi dari sel punca. Terapi sel punca sangatlah dibutuhkan sehingga butuh fasilitas yang mumpuni.
"Kami bersilaturahmi mendiskusikan perkembangan penelitian dan aplikasi dari sel punca," ujarnya dalam keterangan resmi.
Terapi sel punca memang belum lama dilirik di Indonesia. Namun semakin lama berkembang dan didukung banyak pihak.
Direktur PT Bifarma Adiluhung dr. Sandy Qlintang mengatakan, awal mula berdirinya fasilitas pengolahan sel punca pertama di Indonesia ini dimulai pada 1 Desember 2006. Saat itu dr. Boenjamin Setiawan, PhD, founder dan innovator dalam perkembangan stem cell di Indonesia yang memulai.
"Dia membangun fasilitas yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI) di Pulomas,” tutur dr. Sandy Qlintang menambahkan.
Kemudian di 2012 berdirilah fasilitas pertama di Indonesia untuk pengolahan sel punca, Regenic. Terapi ini, kata dr. Sandy, mengandalkan stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome).
Follow Berita Okezone di Google News