JAKARTA - Indonesia akan mengembangkan skema bisnis baru untuk mengoptimalkan energi panas bumi. Tercatat, saat ini pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir dengan kapasitas terpasang mencapai 12 gigawatt.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, pembangkit listrik tenaga panas bumi menyumbang sekitar 2,2 GigaWatt (GW) dan masih terus dikembangkan melalui skema bisnis baru untuk mempercepat program transisi energi.
"Pembangkit panas bumi diperkirakan akan mencapai 22 GW yang didorong dengan pengembangan skema bisnis baru. Inovasi teknologi yang kompetitif dan terjangkau, antara lain deep drilling geothermal development, enhance geothermal system, dan offshore geothermal development," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam forum pertemuan ilmiah tahunan The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di Jakarta, Rabu (14/9/2022).
BACA JUGA: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Industri Panas Bumi Skala Global, Ini Penjelasannya
Pemerintah Indonesia telah menetapkan peta jalan jangka menengah terkait penambahan EBT melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030.
Dalam peta jalan itu, lanjutnya, penambahan EBT ditargetkan mencapai 20,9 GW atau setara 51,6 persen dari total pembangkit listrik yang dibangun oleh PLN.
Menteri ESDM mengungkapkan pembangkit listrik tenaga panas bumi ditargetkan mencapai 3,3 GW pada 2030. Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk mendongkrak listrik panas bumi, antara lain adanya government drilling program yang menyediakan geothermal fund, sinergi BUMN, dan optimalisasi sumber daya ground field.
Dia mengungkapkan upaya meningkatkan dan mempercepat pengembangan energi bersih menuju transisi energi akan membutuhkan beragam teknologi dan dukungan keuangan dari berbagai entitas yang meliputi pemerintah, organisasi internasional, lembaga keuangan, bisnis, serta para filantropi.
Follow Berita Okezone di Google News