JAKARTA - Program budidaya lalat hitam (Bulatih) dinilai menjadi jawaban masalah mahalnya harga pakan ternak.
Pada bulatih transfer knowledge dilakukan sedemikian rupa serta pemberian bantuan sarana dan prasarana.
“Alhamdulillah terjadi penghematan biaya pakan ternak. Serta bisa mengurangi emisi GRK sekitar 1,9 ton metana,” kata Manager Communication Relation and CID Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Dony Indrawan dalam webinar yang dikutip, Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
Program Bulatih merupakan sistem pengelolaan sampah organik terintegrasi berbasis masyarakat dengan metode biokonversi Black Soldier Fly (BSF). Sistem ini memposisikan masyarakat sebagai aktor penggerak sekaligus konsumen dalam pengelolaan sampah organik.
Baca Juga: 1 Kolam Budidaya Udang Bisa Untung Rp40 Juta, Yuk Coba
Transfer knowledge dan penerapan Life Cycle Assessment mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik melalui inisiasi Bulatih dijalankan di Terminal Lawe-Lawe.
Melalui Bulatih dihasilkan penghematan biaya pakan ternak melalui hasil budidaya lalat hitam (maggot). Selain itu, lingkungan juga bisa lebih lestari melalui pengelolaan sampah organik.
Menurut Dony Indrawan, inovasi adalah kunci masa depan Pertamina. “Lapangan mature butuh inovasi, kreatifitas untuk menghasilkan migas yang terus menerus. Kami melakukan dengan selamat, efektif, efisien, dan ramah lingkungan,” terangnya.
Baca Juga: RI Produsen Terbesar di Dunia, Milenial Diajak Bangun Industri Akuakultur
“Karena sudah menjadi jiwa, tentu kami juga melakukan inovasi di bidang social investment. Meskipun penting, besaran anggaran bukanlah fokus yang utama karena bagi kami yang terpenting adalah kemanfaatan dari program yang terus bergulir,” kata Dony.
Follow Berita Okezone di Google News