Jika pasien mendapat suntikan vaksin yang rusak, ini menyebabkan dia tidak sepenuhnya terlindungi dari penyakit yang ingin dicegah. Jadi dapat dikatakan si pasien mendapat suntikan yang sia-sia.
"Kecelakaan seperti itu berdampak negatif bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan. Pasien mungkin perlu vaksinasi ulang. Kesalahan ini pun akan menurunkan kepercayaan publik terhadap penyedia layanan kesehatan," lapor American Biotech Supply.
Baca juga: Menkes Sebut Lansia Dapat Vaksin Covid-19 Belakangan, Ini Alasannya
Menjadi catatan juga bahwa hal kecil seperti teledor meninggalkan vaksin begitu saja di atas meja akan membuat potensi vaksin berkurang. Ya, suhu lingkungan ternyata dapat merusak vaksin.
Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan seperti puskesmas memerhatikan hal-hal berikut ini agar kualitas vaksin terjaga sampai disuntikkan ke masyarakat:
1. Pengaturan dan penataan vaksin di dalam lemari es.
2. Pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan termometer di dalam lemari di tempat yang benar dan pencatatan suhu pada kartu suhu atau grafik suhu sebanyak dua kali sehari pada pagi dan siang hari.
3. Pencatatan data vaksin di buku catatan vaksin meliputi tanggal diterima atau dikeluarkan, nomor batch, tanggal kedaluwarsa, jumlah diterima atau dikeluarkan, dan jumlah sisa yang ada.
Baca juga: Dibagi dalam 2 Gelombang, Vaksinasi Covid-19 Ditargetkan Selesai 2022
"Cara penyimpanan vaksin sangat penting karena menyangkut potensi dan daya antigennya. Beberapa faktor yang memengaruhi penyimpanan vaksin ialah suhu, sinar matahari, dan kelembapan," lapor Indonesia Public health.
Follow Berita Okezone di Google News
(han)