KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengkaji penerapan strategi bounce back quickly atau pemulihan cepat pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi Covid-19.
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Agustini Rahayu, mengatakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Geliat sektor ini menurun signifikan akibat terhentinya aktivitas pariwisata.
Baca juga: Sektor Pariwisata Jawa Barat Sumbang PAD Rp47 Miliar Pasca-Libur Panjang
Untuk itu, proses bounce back menjadi sangat penting. Selain merupakan tanda awal dimulainya aktivitas wisata, hal ini juga berdampak pada psikologis yang positif bagi para pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat.
“Melihat hal tersebut, maka diperlukan kajian strategis dari seluruh stakeholder terkait pemulihan bounce back quickly di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Oleh karenanya, Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi kegiatan webinar daring ini untuk mendapat insight mengenai hal-hal yang memperkaya langkah strategis dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Agustini dalam siaran pers diterima Okezone, Kamis (5/11/2020).
Agustini Rahayu menjelaskan dalam upaya pemulihan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Kemenparekraf telah melakukan berbagai langkah mitigasi seperti analisis dampak, pelayanan wisatawan, dan SDM terutama dalam pelayanan informasi.
“Karena pelayanan informasi menjadi salah satu hal yang paling penting untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan aktual, supaya publik memahami kondisi saat ini,” ujar Agustini.
Pada bidang pelayanan wisatawan dan SDM, Kemenparekraf mengeluarkan berbagai kebijakan dan program yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam upskilling dan reskilling kompetensi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ekraf, seperti memberikan pelatihan daring. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha tetap produktif dan berkarya di tengah pandemi.
“Sehingga, ketika sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bangkit kembali, para pelaku usaha sudah memiliki kompetensi diri yang justru jauh lebih mumpuni,” kata Agustini.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Mancanegara September 2020 Turun hingga 88,95 Persen
Selain itu, Kemenparekraf juga telah membuat program pemulihan destinasi wisata seperti penguatan sapta pesona di destinasi wisata, revitalisasi amenitas di destinasi wisata, sosialisasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di setiap destinasi wisata di Indonesia, dan sertifikasi CHSE.
Ada juga program seperti Hibah Pariwisata dan BIP (Bantuan Insentif Pemerintah). Selain itu, untuk membangun trust of destination bagi wisatawan nusantara dan mancanegara melalui aspek penerapan protokol kesehatan CHSE, Kemenparekraf/Baparekraf membuat kampanye kampanye "Indonesia Care" atau disingkat “I Do Care”.
Follow Berita Okezone di Google News