Lahirnya suatu koleksi fashion biasanya diikuti oleh pesan yang ingin disampaikan penciptanya. Kehadiran pakaian turtleneck di dunia mode pun ternyata menyimpan pesan yang sangat penting, khususnya untuk perempuan.
Di awal kemunculan turtleneck di dunia fashion, pakaian tersebut mulai dikenal publik sebagai seragam bertanding para atlet olahraga polo di 1860. Dalam proses eksistensinya, turtleneck ternyata pernah dikenal juga dalam karekter fiksi populer yaitu Gibson Girl.
Jadi, karakter fiksi tersebut memperlihatkan seorang perempuan mengenakan pakaian high-neckline yang kini disebut dengan turtleneck. Karakter perempuan itu digambarkan sangat ideal, yaitu atraktif, aktif, dan independent.
Waktu berjalan, eksistensi turtleneck kemudian malah bergeser menjadi ikon busana para perempuan setelah sosok 'sensual bombshell' seperti Marylin Monroe dan Jayne Mansfield mengenakannya.
Menurut laporan UNIQLO, busana turtleneck semakin dikenal luas setelah sosok Audrey Hepburn mengenakannya. Alasan dia mengenakan turtleneck ialah merasa berbeda dari orang lain. "I am different," kata Audrey dalam script film 'Funny Face' (1957).
Di film itu, Audrey mengenakan outfit serba hitam dengan permainan kain yang diikat di kepala. Foto tersebut pun dianggap sangat kuat dan dijadikan poster film. Di situ Audrey menjadi sosok perempuan yang memiliki misi akademis di balik keputusannya menerima tawaran berkarier sebagai model.
Sementara itu, turtleneck juga pernah menjadi sorotan dunia pada kisah Jacqueline Lee Bouvier Kennedy alias Jackie O. Usai kepergian sang suami, John F. Kennedy, yang terjadi di tengah kampanye politik, lima tahun berselang Jackie memutuskan menikah. Keputusan tersebut ia ambil untuk mengubur traumanya.
Setelah menikah dan meninggalkan kehidupan sebagai First Lady di Gedung Putih Amerika Serikat, potret Jackie muncul ke publik lewat foto dirinya tengah bersepeda mengelilingi Central Park dan di momen itu dia mengenakan turtleneck.
Dua momen tersebut seperti mengartikan perempuan punya andil besar dalam evolusi turtleneck di dunia ini. Hal tersebut pun yang kemudian coba disorot UNIQLO dengan mengeluarkan kampanye #WomenInProgress.
Baca Juga : Pesona Nathalie Holscher yang Baru Jadi Mualaf, Sule Jadi Saksi!
Dalam kampanye tersebut, empat sosok perempuan ditunjuk sebagai representatif perempuan hebat, mereka adalah Najwa Shihab, Cinta Laura, Mira Lesmana, dan Adinia Wirasti. Keempat sosok ini dianggap mewakili perempuan yang berani menggapai mimpinya.
Menurut Najwa, keterlibatannya dalam kampanye ini membantu dia mengajak perempuan Indonesia untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Karena itu, penting baginya untuk bisa saling berbagi cerita agar sesama perempuan termotivasi untuk tidak menyerah.
"Saya dan perempuan Indonesia lainnya adalah #WomenInProgress. Kita terus belajar dan mengembangkan diri. Kita gagal dan bangkit kembali. Ada banyak narasi-narasi indah yang bisa kita bagikan untuk mereka yang membutuhkan motivasi agar tidak menyerah," ungkap Najwa dalam keterangan tertulis yang diterima Okezone, belum lama ini.
Follow Berita Okezone di Google News