“Ini potensi yang sangat besar sekali, tapi hingga saat ini potensi ini belum diberdayakan atau digali sepenuhnya. Tugas kita adalah untuk menggali ekosistem perzakatan untuk menggali potensi zakat yang jumlahnya Rp233 triliun ini. Ini juga sumbernya berbeda-beda dari berbagai jenis zakat,” terang dia.
Kamaruddin menambahkan, kendati begitu, Indonesia perlu bersyukur. Sebab, berdasarkan World Giving Index, Indonesia merupakan negara paling dermawan se-dunia. “Oleh karena itu, karena kita merupakan negara yang paling dermawan, maka potensi zakat dan wakaf kita harusnya terimplementasi secara maksimal,” imbuhnya.
Sehingga dirinya berharap dengan diselenggarakannya Kelas Intensif Literasi Zakat dan Wakaf, akan menghasilkan para penyuluh agama yang memiliki pengetahuan mumpuni di bidang zakat dan wakaf. Kelas Intensif Literasi ini terdiri dari 10 sesi, yang dilaksanakan mulai 13 Agustus hingga 15 September 2020 mendatang.
Follow Berita Okezone di Google News
(put)