Keputusan pemerintah untuk mendatangkan vaksin Covid-19 terus menuai pro kontra di masyarakat. Saat ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menetapkan 6 macam vaksin Covid-19 yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat.
Hal tersebut berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/ 9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19). Kepmen ini ditandatangani Terawan pada 3 Desember 2020. Dalam keputusan itu juga tersebut enam vaksin yang akan digunakan.
Meski demikian, banyak kabar miring terkait dengan efek samping vaksin Covid-19. Salah satunya adalah vaksin Pfizer yang disebut menyebabkan kemandulan. Selain itu ada juga gejala-gejala jangka panjang yang bisa dialami penyintas Covid-19 seperti kelelahan, nyeri otot, hingga berkurangnya indera penciuman.
Menanggapi masalah tersebut Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhammad Fajri Adda’i mengatakan, vaksin yang ada saat ini belum disuntikkan secara luas. Jadi masih harus memerlukan penelitian lebih lanjut.
Bahkan dari enam vaksin yang disetujui Menkes Terawan hanya 1 vaksin, yakni Pfizer yang keluar datanya secara cukup lengkap. Pfizer juga menilai kalau memang tidak ada yang signifikan pada vaksin mereka.
“Mereka juga masih menunggu laporan. Sebab laporannya masih belum ada, maka tidak ada yang bisa menyimpulkan apapun,” terang dr. Fajri saat dihubungi Okezone, beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Perawat Ini Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19 di Amerika
Terkait dengan efektivitas, dr. Fajri memperihatkan laporan risiko penggunaan vaksin Pfizer bagi para penggunanya. Dalam laporan tersebut tertulis bahwa vaksin buatan Pfizer memiliki efek samping kepada penggunanya.
“Vaksin telah terbukti menimbulkan peningkatan reaksi merugikan lokal dan sistemik dibandingkan dengan yang ada di kelompok plasebo, biasanya berlangsung beberapa hari,” tulis laporan tersebut.
“Reaksi merugikan yang paling sering muncul adalah reaksi di tempat suntikan (84,1%), kelelahan (62,9%), sakit kepala (55,1%), nyeri otot (38,3%), menggigil (31,9%), nyeri sendi (23,6%), demam (14,2) %). Reaksi merugikan yang dicirikan sebagai reaktogenisitas umumnya ringan sampai sedang,” tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News