Dalam laporan resmi Pfizer juga menyebut jumlah subjek yang melaporkan efek samping terkait hipersensitivitas secara numerik lebih tinggi pada kelompok vaksin dibandingkan dengan kelompok plasebo (137 [0,63%] vs 111 [0,51%]).
Reaksi merugikan yang parah terjadi pada 0,0-4,6% peserta, lebih sering terjadi setelah Dosis 2 daripada setelah Dosis 1 dan umumnya lebih jarang pada orang dewasa yang lebih tua (> 55 tahun) (<2,8%) dibandingkan dengan peserta yang lebih muda (≤4,6) %).
Tidak ada masalah keamanan khusus yang diidentifikasi dalam analisis subkelompok berdasarkan usia, ras, etnis, komorbiditas medis, atau infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya. Meskipun peserta berusia 16 hingga 17 tahun terdaftar dalam uji coba fase 3, data keamanan untuk kelompok usia ini terbatas.
Namun, data yang tersedia konsisten dengan profil keamanan pada populasi orang dewasa, dan secara biologis masuk akal untuk mengekstrapolasi pengalaman keamanan yang lebih besar pada orang dewasa. Khususnya dewasa yang lebih muda, ke kelompok usia anak tertua dari 16 hingga 17 tahun.
Hingga saat ini Pfizer juga masih menunggu laporan lebih mendalam terkait dengan efektivitas serta keamanan dari vaksin yang mereka buat. “Kalau Pfizer izin edarnya sudah dapat di Kanada, di Bahrain juga sudah. Sementara di Inggris juga sudah suntik cepat. Tapi semuanya masih on going. Laporannya masih belum clear,” tuntas dr. Fajri.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)