"Harapan besar kami adalah bahwa platform ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah lokal untuk terlibat dalam proyek ekonomi biru yang berdampak, mendorong kolaborasi, inovasi, dan berkontribusi pada wacana berkelanjutan tentang pertumbuhan ekonomi biru Indonesia,“ jelas dia.
Tercatat, ada 12 perusahaan yang terpilih dalam program BFA terdiri dari 7 perusahaan rintisan dan 5 UKM beroperasi di sektor biru, mulai dari akuakultur dan perikanan berkelanjutan, sampah laut dan pengelolaan limbah, pengurangan polusi plastik, pengembangan masyarakat pesisir, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Perusahaan terpilih tersebut adalah Banoo, Common Seas Indonesia, Conplas, Komodo Water, Koperasi Karya Pesisir, Lamops Craftwork, Mall Sampah Indonesia, Mina Ceria Nusantara, Organic Lombok Indonesia, Rezycology, Sambung Asa dan Sebumi.
Mereka pun diberikan tantangan meliputi akuakultur berkelanjutan, pengelolaan sampah plastik, dan pengurangan polusi, pelabuhan dan pelayaran berkelanjutan, energi laut terbarukan, konservasi dan pemulihan ekosistem laut, ekowisata, dan pengembangan masyarakat pesisir.
Selain pameran dan sesi pitching oleh 12 perusahaan terpilih, di BFA Demo Day juga digelar diskusi panel seputar sektor biru bertajuk, "Investment in Blue Sector Initiatives" dengan pembicara Muhammad Didi Hardiana, Head of Innovative Financing Lab, UNDP dan Mariko Asmara, Ango Ventures, JAC Indonesia and WIR Asia Tbk.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)