JAKARTA – Target kemandirian pangan dan lumbung pangan dunia dibahas dalam Pekan Nasional Petani dan Nelayan. Ketua Ikatan Petani Nelayan Muda (Penemu) Indonesia Sinda Sutadisastra menyoroti tiga isu yang diangkat dalam Penas tersebut sejalan dengan visi dan misi Ikatan Petani Nelayan Muda (Penemu) Indonesia.
"Tiga isu itu, pertama berkaitan dengan penguatan potensi dan posisi tawar komoditas lokal. Kedua, berhubungan dengan kemandirian pangan. Dan ketiga, terkait dengan lumbung pangan dunia 2045," kata Sinda, Rabu (14/6/2023).
Menurut dia, penguatan potensi dan posisi tawar komoditas lokal harus mendapat perhatian bersama. Kebijakan Pemerintah yang menjadikan pangan lokal sebagai salah satu prioritas pembangunan pangan, mau tidak mau membuat para pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pangan untuk melakukan konsolidasi total agar dapat menggenjot produksi sekaligus meningkatkan kekuatan posisi tawar mereka.
"Roadmap pengembangan pangan lokal dapat dijadikan acuan untuk mewujudkannya," ucapnya.
Sedangkan, soal kemandirian pangan, menurutnya dapat terwujud dengan cara melakukan penanganan khusus. Kata Sinda, hal ini terkait dengan ketahanan pangan bangsa dan negara.
"Kemandirian pangan dimaknai sebagai kemampuan suatu negara dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat," jelasnya.
Dia berkeyakinan, Penas Petani dan Nelayan yang digelar di Padang ini dapat menghasilkan pemikiran kreatif, inovatif, dan cerdas terkait dengan terobosan positif untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Dia sependapat dengan usulan agar digenjotnya produksi pangan, khususnya bahan pangan pokok dalam upaya memperkokoh ketersediaan pangan dari hasil produksi dalam negeri.
Follow Berita Okezone di Google News