Gak cuma vaksin, diagnostik baru juga sedang dikembangkan. Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah diagnosis non-invasif menggunakan air liur dan urin.
Lalu, untuk mengatasi masalah seputar penghapusan gen HRP2/3 yang membahayakan kinerja RDT yang mendeteksi malaria P. falciparum, para peneliti mengejar pengembangan diagnostik menggunakan biomarker alternatif.
"Sistem kesehatan yang kuat adalah tulang punggung kesuksesan pengentasan malaria. Sistem kesehatan perlu direorientasi secara radikal menuju perawatan kesehatan primer di Puskesmas," kata WHO.
"Memanfaatkan Puskesmas akan memungkikan intervensi kesehatan di tingat masyarakat lebih masif dan ini akan memperluas jangkauan layanan kesehatan," tambah WHO.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)