Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Inflasi hingga Masalah Keuangan Jadi Kekhawatiran Masyarakat Asean

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis · Jum'at 02 September 2022 14:25 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 02 620 2659579 inflasi-hingga-masalah-keuangan-jadi-kekhawatiran-masyarakat-asean-3dQgtiWSQa.jpg Inflasi jadi kekhawatiran masyarakat asean (Foto: Halomoney)
A A A

JAKARTA - Inflasi menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat dunia saat ini. Mayoritas masyarakat Indonesia mengaku situasi ekonomi nasional saat ini dalam keadaaan baik, meski di tengah tekanan inflasi global.

Optimisme masyarakat Indonesia akan semakin kuatnya ekonomi nasional tertinggi di antara negara Asia Tenggara. 46% konsumen Indonesia mengaku sangat terpengaruh oleh kenaikan harga dampak dari inflasi.

Berdasarkan hasil survey Ipsos SEA Ahead gelombang keenam, 71% masyarakat Asia Tenggara mengakui situasi Covid-19 di negara mereka sudah terkendali dan percaya pandemi telah menjadi endemi. Kekhawatiran masyarakat terhadap situasi pandemi telah mereda.

"Masalah keuangan personal dan inflasi menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat Asia Tenggara saat ini," dikutip dari Laporan SEA Ahead, Jumat (2/9/2022).

Hal ini selaras dengan hasil survey Ipsos Global Advisor menunjukkan inflasi menjadi kekhawatiran berbesar masyarakat dunia saat ini (39%), sedangkan Covid-19 berada diurutan kesembilan (16%).

SEA Ahead merupakan rangkaian survei Ipsos untuk memahami perkembangan opini dan perilaku konsumsi masyarakat di Asia Tenggara selama pandemi. Survei ini merupakan survei gelombang keenam yang diadakan secara online dengan melibatkan total 3.000 responden untuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina, selama bulan Mei dan Juni 2022.

Sedangkan Ipsos Global Advisor - What Worries The World merupakan survey berskala global yang mencakup 28 negara di dunia, termasuk Indonesia di antaranya, dengan melibatkan total 19.508 responden, selama Juli dan Agustus 2022.

Follow Berita Okezone di Google News

Pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi terus dibayangi oleh kekhawatiran masyarakat terhadap inflasi. Dalam laporan Ipsos Global Advisor – What Worries The World, 67% masyarakat dunia pesimis dengan situasi ekonomi negaranya.

Namun berbeda dengan masyarakat Indonesia, yang mayoritas 61% menyatakan situasi ekonomi nasional saat ini baik. Secara peringkat Indonesia berada pada peringkat ketiga tertinggi dibandingkan negara lainnya, setelah Arab pada peringkat pertama (97%) dan India peringkat kedua (78%). Terlebih lagi pada laporan yang sama diketahui bahwa tingkat kekhwatiran masyarakat Indonesia terhadap inflasi terendah (19%) dibandingkan 27 negara lainnya.

Pada laporan Ipsos SEA Ahead gelombang ke-6, diketahui rata-rata (54%) masyarakat Asia Tenggara mengaku optimis akan ekonomi nasional negaranya akan lebih kuat dalam 6 bulan ke depan. Indonesia sendiri, optimisme masyarakatnya (77%) berada pada peringkat tertinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.

“Meskipun inflasi dan ekonomi global yang tak menentu, tetapi dari hasil kedua survei yang dilakukan Ipsos, baik SEA Ahead maupun Global Advisor, keduanya secara konsisten menunjukkan adanya sentimen positif masyarakat terhadap iklim ekonomi nasional saat ini dan ke depannya. Tinggnya optimisme masyarakat ini sangat berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi dan konsumsi masyarakat itu sendiri,” ujar Managing Director Ipsos in Indonesia Soeprapto Tan.Pada laporan SEA Ahead ini, terlihat dampak gelombang inflasi global tak terelakkan dan turut berdampak pada negara-negara Asia Tenggara. Mayoritas (96%) konsumen Asia Tenggara mengatakan kenaikan harga memiliki dampak signifikan pada kehidupan mereka.

Di Indonesia, 46% konsumen mengatakan bahwa mereka “sangat terpengaruh” oleh kenaikan harga. Kategori produk yang dirasakan mayoritas konsumen Indonesia mengalami kenaikan harga signifikan, yaitu makanan (87%), gas (68%), dan minuman (52%). Meskipun demikian, mereka terus melakukan pembelian untuk kebutuhan pokok seperti; makanan, produk pembersih, dan produk perawatan pribadi. Sedangkan, pada pengeluaran sekunder/kesenangan, seperti perjalanan domestik maupun internasional, kegiatan-kegiatan kebudayaan, dan lainnya, konsumen mulai melakukan penghematan. Selain itu, sebagian besar (40%) konsumen masih ragu-ragu untuk melakukan pembeliaan dalam jumlah besar atau big ticket purchase, seperti rumah dan mobil.

“Kenaikan harga barang-barang rumah tangga, seperti makanan, gas, dan minuman, akibat inflasi mulai mempengaruhi daya beli konsumen. Meskipun kita lihat optimisme masyarakat Indonesia terhadap ekonomi nasional positif, namun mereka akan lebih kritis dan berhati-hati dalam berbelanja dan memilih produk,” tambah Soeprapto Tan.

Mayoritas konsumen masih memilih lebih banyak berbelanja online, meskipun di antara mereka sudah berbelanja secara offline, baik di supermarket, minimarket, maupun pasar dan toko konvensional seminggu sekali atau lebih. Khususnya konsumen Indonesia (59%) yang mengaku lebih sering berbelanja online saat ini dibandingkan dengan 6 bulan lalu.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini