Dengan demikian, dr.Ahmad berpesan kepada para Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter untuk memetakan jemaah haji yang sudah memiliki komorbid, dan melakukan deteksi masalah kesehatan jemaah sedini mungkin.
Sekadar informasi, Kemenkes mencatat 39.125 jemaah haji atau 63.25 persen, berisiko tinggi mengalami sakit. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah pun mencatat 15.300 jamaah haji Indonesia 2022 memiliki penyakit penyerta atau komorbid hipertensi.
Tim promosi kesehatan (promkes) Kemenkes, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan berdasarkan deteksi dini tim promosi kesehatan sudah memberikan penyuluhan kepada 2.343 jemaah haji. Di mana tim promkes menemukan ada 269 kasus panyakit yang dialami jemaah haji.
Dari 269 kasus ini, 4 sampai 5 kasus adalah gangguan kardiovaskuler sementara satu kasus dari penyakit degeneratif lain seperti diabetes dan hipertensi.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)