Selain itu, gas metana yang dihasilkan juga dimanfaatkan untuk listrik seperti penerangan jalam umum, rumah tangga dan lainnya.
"Nilai penghematan dari lampu penerangan jalan mencapai Rp15 juta per bulan," katanya.
Head of Communication Relations & CID PHM Diterangkan Frans Alexander Hukom menambahkan, masyarakat di sekitar TPA Manggar rata-rata menggunakan gas LPG kemasan 3 kg sebanyak 3 tabung per keluarga per bulan. Sementara, untuk kegiatan usaha, bisa menghabiskan 10 hingga 20 tabung LPG 3 kg per bulan.
"Kami memanfaatkan sampah jadi gas metana sehingga gas tersebut bisa dinikmati masyarakat sekitar menggantikan LPG," ujarnya.
Dia menjelaskan, sampah dari Kota Balikpapan yang terkumpul di TPA Manggar mencapai sekitar 132.000 ton per tahun atau 350-400 ton per hari. Dari tumpukan sampah tersebut, kata dia, berpotensi dihasilkan gas metana sebesar 2,2 juta meter kubik per tahun.
"Kondisi dan potensi inilah yang dimanfaatkan PHM dengan menggandeng pihak TPA Manggar untuk memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari sampah TPA tersebut," tuturnya.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengapresiasi inovasi yang dikembangkan PHM. "Bahwa masalah sampah dan jelantah selalu terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan sampah menjadi energi maka program itu telah memberikan ketahanan energi, kemandirian dan kedaulatan energi. Masyarakat sekitar bisa bertahan dan kemandirian energi dapat tercapai," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)