JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar menjelaskan, dengan adanya upaya preventif strike atau pencegahan, membuat banyak terduga teroris dan narapidana yang ditangkap, sehingga rumah tahanan (rutan) menjadi overload atau melebihi kapasitas.
"Adanya kebijakan upaya-upaya pencegahan yang maksimal, atau preventif strike yang penegakan hukum mulai dari level-level pencegahan yang pada akhirnya kita juga mengalami juga overload pada rutan-rutan yang berkaitan dengan penampung menampung kejahatan para tersangka terorisme," kata Boy dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Gawat! Kelompok Terorisme Terdeteksi Akan Susupi BUMN, Incar Sumber Daya Negara
Kemudian, Boy menjelaskan, terdapat titik operasi penemuan terduga teroris yang relatif sulit diakses, karena terbatasnya sarana prasarana. Yang mana, hal ini juga berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasi di lapangan seperti salah satunya di Poso. Sementara, anggaran BNPT harus dipangkas Rp130 miliar akibat refocusing yang membuat BNPT harus mengurangi program-program di masyarakat.
"Itu lumayan mengurangi program-program kami di masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Sertu Anumerta Miskael, Korban Gugur Penembakan KST Dimakamkan di Kampung Halamannya
Follow Berita Okezone di Google News