Dia menambahkan, jika pertalite dijadikan BBM subsidi maka ada kesempatan pemerintah menghapus premium. Mengingat premium telah dianggap sebagai bahan bakar kotor yang mencemari udara.
"Ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menurunkan emisi co2," katanya.
Di sisi lain, harga minyak mentah saat ini sudah naik ke kisaran USD75-80 per barel. Namun, di tengah kenaikan harga minyak tersebut, Pertamina Patra Niaga sebagai Badan Usaha Niaga Umum Non-BUMN tidak memiliki mekanisme penyesuaian harga yang bersifat otomatis karena tidak ada regulasi pendukungnya.
"Pertamina Patra Niaga sub holding ritel Pertamina bisa mengalami kesulitan keuangan karena menjalankan bisnis BBM yang terpaksa membuatnya rugi," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)