SETIAP 10 November memang diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk memperingati jasa mereka yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tapi, Hari Pahlawan juga tidak cuma sekadar seremonial, tapi juga membangun kembali memori kolektif agar dapat meneladani nilai-nilai kepahlawanan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Fitra Arda mengatakan, kepahlawanan masa kini sudah berbeda dengan kepahlawanan dulu yang identik dengan kegiatan memanggul senjata. Menurutnya, kepahlawanan saat ini dapat diartikan dengan melakukan kegiatan sehari-hari yang bernilai positif, produktif, dan bermanfaat untuk semua orang.
"Terlebih bagi kaum muda yang masa depannya masih panjang dan merupakan penerus bagi kemajuan bangsa kita ini," kata Fitra kepada Antara.
Fitra menambahkan, perjuangan hari ini adalah melanjutkan cita-cita para pahlawan untuk mewujudkan negeri yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, dan merdeka di segala bidang.
"Tentu peran generasi muda sangat dibutuhkan. Tantangan kita adalah bagaimana memerangi ketertinggalan, kekurangan pengetahuan, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan lain sebagainya. Melalui generasi muda, semua bahkan bisa kita atasi lewat kerja keras, inovasi, dan produktivitas dengan potensi yang dimiliki," ujar Fitra.
Oleh karena itu, Fitra mengajak generasi muda untuk menggali potensi dengan cara selalu giat belajar dan meningkatkan prestasi serta inovasi di berbagai bidang kehidupan. Dia juga mengatakan kemajuan teknologi hendaknya dijadikan modal untuk mengembangkan diri, bukan malah memperdaya diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat.
Follow Berita Okezone di Google News