Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Maryadi mengatakan bahwa peningkatan produktivitas juga disertai peningkatan keuntungan petani. Sebelum ikut program, petani untung sekira Rp25,5 juta per hektar, sedangkan saat ini bisa untung hingga Rp33,6 juta per hektar atau meningkat hingga 32%.
Maryadi menuturkan bahwa di balik kenaikan hasil panen petani Ciasem, ada peran banyak pihak. Termasuk para agronom Tim Makmur yang selalu mendampingi petani. Dia mengatakan, Tim Makmur selalu berkoordinasi dengan petani binaan dan memantau perkembangan tanaman di setiap tahapan.
"Bahkan kadang-kadang, akhir pekan pun tim siap datang jika petani membutuhkan konsultasi," kata Maryadi.
Setelah panen, menurut Maryadi, para petani ini juga tak perlu kesulitan menjual gabah mereka. Sebab, Pupuk Indonesia Pangan akan membeli gabah mereka dengan harga yang baik.
"Peningkatan hasil panen setelah ikut program ini menjadi bukti nyata. Petani lain di wilayah ini tidak perlu ragu untuk ikut," kata Maryadi.
Program Makmur telah diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2021, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare. Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur hingga September 2021, secara nasional telah mencapai 50.799 hektar dan melibatkan 31.596 orang. petani.
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)