Teknik pengambilan sampel rapid antigen itu melalui swab (usapan) orofaring atau nasofaring yang tentunya harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten. Soal cara kerja alat Rapid Antigen, dr Irhamsyah menjelaskan, jika pada tubuh pasien terdapat antigen spesifik SARS-CoV2, maka antigen tersebut akan berikatan secara spesifik dengan antibodi yang tersedia di alat rapid antigen.
"Sehingga pada akhirnya akan memunculkan warna pada garis tes (T) di alat rapid antigen. Pengerjaan tes ini sederhana dan hasilnya dapat diketahui dengan cepat, sekitar 15-30 menit," papar dr Irhamsyah melalui keterangan resmi yang diterima Okezone, belum lama ini.
Baca Juga: Ngeri, Ilmuwan Vaksin Covid-19 Diduga Tewas Dibunuh
Di dunia pelayanan medis, tambahnya, penggunaan rapid antigen direkomendasikan untuk wilayah-wilayah dengan ketersediaan alat tes PCR yang terbatas dan sulit ditemui. Selain itu, rapid antigen juga digunakan untuk memantau tren insidensi penyakit di masyarakat, terutama pada pekerja esensial dan tenaga kesehatan selama wabah atau di daerah dengan transmisi komunitas meluas.
"Rapid antigen juga dapat digunakan untuk deteksi dan isolasi dini kasus positif di pelayanan kesehatan serta untuk tracing kontak pasien yang terkonfirmasi positif," papar dr Irhamsyah.
Follow Berita Okezone di Google News
(dwk)