JAKARTA - Perhelatan 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (IOG) baru saja selesai pada Jumat 5 Desember 2020. Perhelatan terbesar yang digelar oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) tersebut dinilai cukup sukses karena mampu menghadirkan peserta sebanyak 12 Ribu partisipan dari berbagai elemen, termasuk juga investor dari 57 negara. Apalagi kegiatan dilakukan Secara virtual mengingat Indonesia masih menjadi negara yang terdampak Covid-19.
Kesuksesan penyelenggaraan Indonesia Oil and gas (IOG Covention) 2020 ini paling tidak, membuktikan bahwa sektor minyak dan gas bumi menjadi sektor yang penting di semua negara, termasuk juga Indonesia, Migas masih sebagai salah satu pendapatan negara terbesar.
Pentingnya event ini juga karena acara ini disupport oleh sejumlah Menteri diantaranya, Menteri Kordinator Bidang Investasi Luhut B Panjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi sumberdaya Mineral, Arifin Tasrief. Kehadiran para Menteri ini, menunjukan keseriusan pemerintah untuk mewujudkan program Produksi minyak 1 juta minyak pada tahun 2030.
Baca Juga: Ada Covid-19, Industri Migas Dituntut Hemat
Untuk mewujudkan program 1 juta barrel minyak tahun 2030, SKK Migas tentu tidak bisa bekerja sendiri, namun harus didukung oleh semua pemangku kepentingan, stakeholder dan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama), pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat. Jika tidak didukung program peningkatan produksi minyak ini tentu akan sia-siasa.
Penulis menilai, program 1 juta barrel minyak dilakukan karena kebutuhan energi Indonesia tiap tahun terus mengalami peningkatan komsumsi. Saat ini Produksi minyak Indonesia (data Juni 2020-red) hanya mencapai 720 ribu BOPD (Barrel Oil Per day), sementara komsumsi minyak mencapai 1,8 Juta (BOPD) Barrel Oil Per Day, artinya Ada sekitar 1 juta lebih minyak, yang harus di Import Indonesia melalui Pertamina atau usahanya.
Baca Juga: RUU Migas Diperlukan saat Persaingan Industri Semakin Meningkat
Target 1 juta barrel pada tahun 2030, tentu juga tidak akan menutup komsumsi minyak Indonesia, karena pada tahun 2030 tentu komsumsi minyak Indonesia bisa mencapai 2,3 juta BOPD (www.skkmigas.go.id), jika Produksi minyak Indonesia tahun 2030 mencapai 1 juta Barrel Oil Per Day, tentu juga sebenarnya tidak menutupi ketergantungan Import minyak Indonesia, namun hanya mengurangi atau Indonesia tetap kekurangan 1,3 juta BOPD.
Lantas akankah target Produksi 1 juta minyak ini akan terwujud ? Spirit 1 juta barrel minyak memang harus terus didengungkan agar semua potensi paham dan mengerti bahwa Indonesia wajib melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumur baru dan pengembangan sumur lama.
Follow Berita Okezone di Google News