Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

35 BUMN Masuk Restrukturisasi Bisnis di PPA

Suparjo Ramalan, Jurnalis · Selasa 01 Desember 2020 10:50 WIB
https: img.okezone.com content 2020 12 01 620 2319331 35-bumn-masuk-restrukturisasi-bisnis-di-ppa-pkKcV2ufCd.jpg Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Website BUMN)
A A A

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat terdapat 35 perseroan negara yang akan dimasukan ke dalam PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA. Hal itu sebagai langkah restrukturisasi BUMN.

Ke-35 BUMN tersebut tidak tercatat sebagai anggota holding atau masuk dalam 12 klaster ya yang dibentuk Kementerian BUMN. Di mana, masing-masing Wakil Menteri BUMN I dan II akan menangani enam klaster.

"Lalu sisa BUMN lainnya masuk restrukturisasi itu masuk ke PPA. Di PPA seperti ini, ada 35 BUMN yang sekarang tim khusus, di mana, fokusnya melakukan restrukturisasi. Di sini, jelas Ada PT PAN yang dulunya sempat ditanyakan, lalu Iglas dan lain-lain, ini kita sudah diskusi dengan Kemenkeu step-step apa yang harus dilakukan," ujar Etick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, dikutip, Selasa (1/12/2020).

Baca Juga: Efisiensi, Erick Thohir Bakal Sinergikan BRI, Pegadaian dan PNM

Adapun beberapa perseroan yang masuk dalam PPA seperti, PT PANN, Djakarta Lloyd, Iglas, PNRI, Yodya Karya, Virama Karya, Kliring Berjangka Indonesia, Balai Pustaka, PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) atau KBN, Semen Kupang, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II, dan sebagainya.

Dalam proses restrukturisasi dan transformasi BUMN, Erick menyebut, pihaknya telah melakukan mapping, menyusun master plan atau Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Di mana, semuanya telah memiliki target ihwal bisnis proses ke depannya.

"Mapping yang kita lakukan selain roadmap, tetapi kita juga punya master plan dan RJPP, jadi kelas semuanya, ada targetnya," kata dia.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dalam proses ini, restrukturisasi dan transformasi juga dibarengi dengan pendampingan keuangan dan manajemen risiko perseroan. Itu karena Etick menginginkan, BUMN fokus kepada proses bisnis yang baik dan bukan saja berdasarkan project based sehingga Kementerian BUMN bisa melihat market atau pasarnya yang jelas.

"Proses itu juga didampingi oleh keuangan dan manajemen risiko. karena kita tahu sebelumnya, kita mau fokus ke bisnis proses yang baik. Jadi bukan projek base. Bisnis proses sehingga kita bisa lihat marketnya jelas," kata dia.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini