KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memamerkan karya-karya terbaik dari 8 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) subsektor kriya sebagai salah satu bentuk upaya dukungan pemerintah dalam meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global.
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak menjelaskan, Kemenparekraf menggelar kegiatan “Aksilirasi Unjuk Karya Inkubasi Kriya Yogyakarta” yang merupakan program untuk para pelaku ekraf khususnya subsektor kriya yang dibuat dan disusun dalam menciptakan karya-karya lokal yang mengangkat agar menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Baca juga: Resmikan Wisata Grojogan Watu Purba, Bupati: Semoga Sleman Dibanjiri Wisatawan
“Selama ini produk ekraf, kita bawa keluar untuk mendatangkan devisa masuk. Dengan kita beri pelatihan dan pendampingan, sehingga bisa membuat produk yang berkualitas, ujungnya, kita berharap mendorong ASPA (average spending per-arrival) wisatawan lebih tinggi lagi. Hal tersebut sesuai arahan Menparekraf untuk mendorong quality tourism. Lantaran wisatawan yang berkualitas tentu memiliki daya beli yang tinggi,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Senin (23/11/2020).
Saat kegiatan Aksilirasi Unjuk Karya Inkubasi Kriya Yogyakarta yang digelar di Arkadia, Jalan Prawirotaman Nomor16, Yogyakarta, akhir pekan lalu, hadir pula perwakilan dari ke-8 pemegang merek pelaku ekraf seperti Selokeji, Watubhumi, Ramashinta, Sangkawan, Oriniki, Nafla, Ku.ku.pu, dan Siligri.
Selain itu hadir pula, Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu, Sekjen Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) Fitorio Leksono, serta perwakilan dari PHRI Yogyakarta, asosiasi desain produk, asosiasi desainer interior, asosiasi arsitek, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DI. Yogyakarta, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Magelang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, dan para stakeholder.
Baca juga: Candi Joglo, Objek Wisata Bernuansa Bali Favorit Turis di Grobogan
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu menjelaskan, 8 pelaku ekraf (Batik Kayu, Kulit, Perak dan Batu Pahat) yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebelumnya mendapatkan pelatihan melalui workshop kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan selama 1,5 bulan dimana pelaku ekraf kriya akan membuat desain baru didampingi oleh desainer anggota ADPII Yogyakarta.
“Selain meningkatkan kualitas dan inovasi produk baru sampai ekosistem terbentuk dan pelakunya bisa mandiri. Kegiatan inkubasi dan pendampingan pelaku ekraf ini merupakan program prioritas sektor ekraf, dan sangat sinkron dengan apa yang sedang digaungkan pemerintah yaitu Bangga Buatan Indonesia,” ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News