Kain Tenun Ikat Flores–Simbol Persatuan
Kain tenun ikat Flores merupakan salah satu dari sekian banyak wastra yang dalam bahasa Sansekerta berarti kain nusantara ternyata bernilai seni tinggi loh Okezoners. Keindahan tersebut tentu tak lepas dari rumitnya proses menenun sebuah kain ikat, yang harus melewati setidaknya 20 tahapan dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kain tradisional ini diproduksi di beberapa daerah di Flores, di antaranya Maumere, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai, Lio, dan Lembata. Nah, setiap daerah memiliki motif, corak, dan warna yang berbeda yang merepresentasikan ragam suku, adat istiadat, agama, dan kehidupan masyarakat Flores.
Tenun ikat
Tak hanya mencerminkan keragaman, beberapa pola yang terkandung dalam kain tenun ikat Flores juga sarat akan makna. Misalnya, pola belah ketupat yang menggambarkan persatuan antara pemerintah dan masyarakat.
Kain Tenun Sumba–Simbol Dari Nilai Kehidupan Manusia
Selain keindahan alamnya, Sumba ternyata juga dikenal dengan keindahan lain berupa kain tenunnya. Proses membuat kain tradisional di sini juga masih menggunakan teknik tradisional, lho Okezoners. Kain ini juga menggunakan pewarna yang diekstrak dari bahan alami, seperti akar mengkudu, serat kayu, dan lumpur.
Setelah diwarnai, dilanjutkan dengan proses pengikatan menggunakan daun gewang, lalu kemudian proses pengeringan. Untuk membuat selembar kain tenun Sumba, setidaknya ada 42 tahapan yang harus dilewati dan bisa memakan waktu hingga tiga tahun lho okezoners, wow! Inilah alasannya kenapa kain tenun dari Sumba dikenal sebagai kain istimewa dengan nilai jual yang tinggi.
Dilihat dari motifnya, kain tenun Sumba tetap mempertahankan motif-motif fauna yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Sumba percaya, bahwa binatang-binatang tertentu layak untuk dijadikan sebagai simbol atau nilai kehidupan manusia.
Motif kuda, misalnya melambangkan kepahlawanan, keagungan, dan kebangsawanan karena kuda merupakan simbol harga diri bagi masyarakat Sumba. Motif lain, seperti buaya dan naga menggambarkan kekuatan dan kekuasaan raja, motif ayam melambangkan kehidupan wanita, dan motif burung, umumnya kakatua, melambangkan persatuan.
Keistimewaan kain tenun Sumba tidak berhenti sampai di situ. Kain ini pun dianggap sakral oleh masyarakat setempat, sehingga dipakai dalam setiap momen-momen penting, seperti menyambut kelahiran, pernikahan, bahkan ritual penguburan.
Follow Berita Okezone di Google News
(sal)