Ia juga fokus pada tantangan pemerintah dalam mengembangkan produk lokal, yakni mendorong masyarakat bangga produk buatan lokal. Sebab, masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan kualitas produk dalam negeri.
“Kalau kuliner kita nggak usah dipaksa-paksa, otomatis kita akan cari makanan Indonesia, effortnya tidak terlalu berat untuk konsumsi dalam negeri. Tetapi kalau kriya dan fashion orang Indonesia kadang masih lebih suka buatan luar negeri. Ini mesti kita dorong agar lebih disukai untuk meningkatkan kualitasnya, kemasannya, pemasarannya, akses permodalannya. Dari subsektor kreatif tidak cuma itu saja, ada film, musik, animasi, seni pertunjukan, banyak sekali yang mempunyai peluang yang luar biasa," jelasnya.
Sementara itu, Presiden joko Widodo, dalam sambutan pembukaan kumparan festival UMKM, menyebut bahwa milenial dituntut untuk bisa beralih dari offline ke teknologi digital dengan cepat. Menurunya, pandemi ini juga memaksa semua untuk mengubah cara bekerja, belajar, berkonsumsi, hingga bertransaksi menjadi lebih banyak dilakukan di pasar daring.
"Di sisi lain potensi pasar digital kita tumbuh sangat optimistis karena populasi kita terbesar keempat di dunia, 270 juta jiwa. Penetrasi pasar internet meningkat signifikan setiap tahun, di tengah potensi pasar yang besar itu, baru 8 juta atau 13 persen dari 64 juta pelaku UMKM yang telah melakukan integrasi dengan teknologi digital," kata Jokowi
Presiden Jokowi optimistis, produk lokal Indonesia bisa bergerak dan bertumbuh dengan cepat. Apalagi, jika menjadikan UMKM milik generasi milenial sebagai motor penggerak.
"Saya yakin UMKM kita akan bisa cepat naik kelas dengan menjadikan UMKM milik kaum milenial sebagai motor penggerak. Yang muda punya kemampuan dan kelebihan karena bagian dari generasi digital _native_ yang sudah sangat akrab melek teknologi, dengan demikian prosesnya pasti lebih mudah dan lebih cepat," ujar Jokowi.
Follow Berita Okezone di Google News
(sal)