Jika ditelaah lebih jauh, pasien rambut rontok itu didiagnosis dengan telogen effluvium. Kondisi ini biasanya membuat rambut rontok bisa sampai 100 helai per hari. Nah, telogen effluvium muncul sekitar 3 bulan setelah seseorang mengalami stres yang sangat berat, dan pada beberapa pasien, kondisi ini bisa sembuh dalam 4 hingga 6 bulan.
Para peneliti tidak percaya bahwa Covid-19 menyerang folikel rambut, yang berarti rambut rontok terjadi karena reaksi tubuh terhadap stres fisiologis dan emosional yang disebabkan penyakit tersebut, tapi bukan gejala dari penyakit itu. Ini terbukti dari pasien Hogan yang datang dengan keluhan rambut rontok tapi negatif Covid-19.
"Hanya saja akibat pandemi lainnya yang menyebabkan kerontokan rambut. Masalah itu seperti soal finansial atau kematian anggota keluarga akibat Covid-19," kata Dr Lauren Kole, asisten profesor dermatologi di Universitas Alabama di Birmingham School of Medicine.
Rambut rontok pada penyintas pernah mengejutkan publik sebelumnya karena pengakuan aktris Alyssa Milano. Ia adalah penyintas Covid-19 dan mengalami kerontokan rambut. Dalam penjelasannya, ia kehilangan banyak helai rambut saat menyisir.
Follow Berita Okezone di Google News
(ahl)