TEPAT hari ini, Senin 5 Oktober 2020 diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 TNI. Museum Satria Mandala di Jakarta menjadi saksi sejarah perjuangan angkatan bersenjata Indonesia.
Museum Satria Mandala merupakan salah satu museum dalam pusjarah TNI. Secara khusus menyajikan sejarah perjuangan TNI mulai 1945 sampai sekarang.
Dengan melihat isi museum Satria Mandala, masyarakat dapat mengetahui perjuangan TNI, dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Museum yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 5 Oktober 1972, juga dijadikan sebagai sarana pembinaan mental dan pewarisan nilai-nilai juang 1945 dan nilai-nilai luhur TNI.
Dengan berkunjung ke Museum Satria Mandala ini, diharapkan masyarakat bisa menghayati kontinuitas perjuangan TNI. Terutama untuk mempertahakan dan mengamankan kemerdekaan di masa yang akan datang.
Dalam rangka memperingati HUT TNI ke-75 ini, Okezone juga akan mengulas fakta menarik dari Museum Satria Mandala ditulis, Senin (5/10/2020).
Macam-macam koleksi
Museum yang dulunya merupakan rumah dari istri mantan presiden Indonesia Soekarno bernama Ratna Sari Dewi memiliki 74 diorama. Ada banyak benda bersejarah sebagai pendukungnya seperti senjata, atribut, serta berbagai panji dan lambang di lingkungan TNI.
Baca Juga: Hari TNI 5 Oktober, Jelajahi Monkasel Surabaya
Benda-benda tersebut ditempatkan di ruang-ruang spesifik. Sedangkan perlengkapan TNI lainnya terdiri dari kendaraan tempur, pesawat terbang dan meriam yang ditempatkan di halaman museum yang merupakan pameran taman.
Berbagai macam ruangan dan fungsinya
Ruang Diorama I
Ruang Panji-panji
Ruangan ini merupakan jantung museum Satria Mandala. Ruangan ini menggambarkan secara simbolik misi utama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak awal berdirinya, mulai 1945 hingga sekarang. Dalam ruangan tersebut, terdapat beberapa sejarah dan pengertian. Seperti Proklamasi Kemerdekaan RI, Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), dan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Ruang Jenderal Soedirman
Ruang ini memamerkan benda-benda peninggalan Jenderal Sudirman, panglima angkatan perang pertama. Sebagai pusat dari ruang ini adalah sebuah tandu yang dipakai selama Jenderal Sudirman bergerilya melawan Agresi Militer II Belanda.
Ruang Jenderal Oerip Soemohardjo
Tidak berbeda dengan ruang Jenderal Sudirman, di ruang ini dapat Anda temukan lukisan dan foto-foto Jenderal Oerip Soemohardjo. saat itu menjabat sebagai kepala staf angkatan perang pertama.
Ruang Jenderal Besar A.H Nasution dan Jenderal Besar H.M Soeharto
Ruangan ini memamerkan benda-benda milik Jenderal Besar Nasution dan H.M Soeharto yang terkait dengan peperangannya. Selain itu, dipamerkan pula foto-foto pada masa perjuangan, buku-buku karya keduanya.
Ruang Diorama II
Dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama yang menggambarkan peristiwa pertempuran yang pernah terjadi dalam usaha mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia yang dilakukan TNI.
Diantaranya adalah peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang pada tanggal 14 Oktober 1945. Peristiwa tersebut dilatarbelakangi oleh pemuda-pemuda Semarang bergerak merebut gedung-gedung yang diduduki tentara Jepang khusunya di daerah Candi Baru.
Diorama yang menggambarkan pertempuran Ambarawa pada 12-15 Desember 1945. Peristiwa Bandung Lautan Api, pertempuran Bogor, pertempuran Cibadak dan masih banyak lagi diorama yang menggambarkan peristiwa lain dalan Ruang Diorama II.
Dalam ruangan ini juga terdapat ruangan senjata. Penempatan senjata di ruangan khusus ini terbagi dalam dua periode, yaitu senjata yang dipergunakan pada tahun 1945-1949 dan senjata yang dipergunakan pada 1950-an sampai sekarang.
Follow Berita Okezone di Google News