PANDEMI Covid-19 berdampak sangat buruk terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Banda Aceh. Padahal sektor ini paling berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kontribusi PAD dari sektor pariwisata di Kota Banda Aceh itu mencapai 37-40 persen dari pajak hotel,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Iskandar seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Banda Aceh, Senin (28/9/2020).
Baca juga: Arab Saudi Kembali Izinkan Visa Turis Awal Tahun Depan
Sebelumnya, Pemkot Banda Aceh melalui Dinas Pariwisata sempat menutup sejumlah tempat wisata untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Namun, menurut iskandar, penutupan itu tidak mungkin terus dilakukan karena memberi dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat. Sektor pariwisata harus tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Sektor pariwisata jalan terus, protokol kesehatan juga jalan terus sehingga kita bisa beriringan berdampingan,” katanya.
“Kalau orang terus di rumah saja, ekonomi tidak bergeliat orang mau makan apa. Di daerah Ulee Lheue saja itu ada sekitar 150 lebih pedagang kecil yang berjualan, kalau ini kita tutup mereka tidak bisa menghidupi keluarganya,” lanjutnya.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh juga melakukan revitalisasi terhadap sejumlah tempat wisata di bawah pengelolaan pihaknya seperti PLTD Apung, boat di atas rumah, dan beberapa lainnya.
“Ini beberapa hal yang kita lakukan terus mudah mudahan pariwisata di Kota Banda Aceh akan bergeliat kembali pasca Covid-19.”
Sebagaimana diketahui, Banda Aceh memiliki banyak tempat wisata mulai dari wisata tsunami yakni Museum Tsunami, PLTD Apung, Boat di Atas Rumah. Wisata religi ada Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Baiturrahim, Makam Sultan Iskandar Muda, Makam Raja-Raja Aceh. Wisata sejarah ada Museum Rumoh Aceh, Gampong Pande. Wisata Pantai Ulee Lheu, dan wisata kuliner.
Follow Berita Okezone di Google News
(sal)