Sejak awal datangnya pandemi Covid-19, banyak hoax tentang kesehatan yang menyebar ke tengah-tengah masyarakat. Khususnya di media sosial, berita bohong pun terus bermunculan, termasuk di Indonesia.
Menanggapi hal itu, dr. Mahesa Paranadipa M, M.H, selaku ketua umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) mengatakan, bahwa masyarakat Indonesia harus berhati-hati dan melatih diri untuk melawan hoax, memyaring berita yang belum valid, terutama menyangkut isu kesehatan.
"Hoax kesehatan itu dampaknya lebih parah dari masalah kesehatan itu sendiri. Orang jadi lebih mudah percaya informasi-informasi yang tidak jelas kebenarannya, dibanding berkonsultasi lansung dengan ahlinya," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta.

Ia melanjutkan, terkait berita hoax soal kesehatan Kominfo sendiri telah mengeluarkan resmi, bahwasannya lebih dari 90 persen informasi viral di media sosia seperti facebook adalah tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Baca Juga : Dokter Larang Oleskan Minyak Kayu Putih ke Masker, Kenapa?
Menurutnya, pemerintah harus ikut turun tangan untuk memberantasan informasi hoax, khususnya tentang kesehatan. Sebab jika dibiarkan begitu saja, ini akan berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat.
"Untuk menanggulanginya, pemerintah harus bertindak cepat. Artinya mereka harus memberikan informasi dan pernyataan sebelum hoax itu ditelan mentah-mentah oleh banyak orang," tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Jangan terpancing
Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro pun angkat bicara mengenai informasi hoax seputar Covid-19. Dia mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati dalam mengambil informasi.
"dr. Maria Van Kherkove salah satu pakar dan pimpinan WHO telah mengatakan bahwa dalam waktu 6 bulan atau sejak SARS-Cov-2 diidentifikasi, masih banyak yang perlu dipelajari para ahli kesehatan tentang virus tersebut. Dalam arti lain, masyarakat harus berhati-hati dalam menerima informasi," ujarnya dalam konferensi pers di BNPB, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, dr Reisa mengatakan banyak kesalah pahaman informasi atau hoax yang disampaikan kepada masyarakat. Salah satunya yaitu, proses penularan virus corona yang diklaim dapat tersebar melalui udara.
Informasi hoax tersebut banyak ditemukan di media sosial hingga via chatting. Ternyata WHO dan pemerintah pun membantahnya.
"Setelah ditelusuri informasi itu kurang tepat. WHO masih menyatakan virus masih tertular melalui droplet. Jadi jaga jarak, memakai masker, dan rutin mencuci tangan masih menjadi cara terbaik untuk menurunkan risiko penulran Covid-19," terangnya.
Kabar hoax yang tersebar di masyarakat berakibat fatal, karena memicu adanya kepanikan. Dokter Reisa bilang khawatir merupakan hal yang wajar, namun masyarakat tetap harus memilah dan meilih informasi tentang Covid-19 itu.
"Lengkapi informasi dan pengetahuan kita dari sumber yang terpercaya agar kita dapat secara logis merespons infromasi tersebut. Bila kita sudah bisa melindungi diri dari informasi yang tidak benar, kita juga telah melindungi orang lain dari kepanikan," pungkasnya.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Follow