Pesan berantai WhatsApp menyebar pagi ini, Jumat (11/9/2020). Isinya menceritakan bagaimana klaster makan bersama mulai mengkhawatirkan masyarakat. Ya, aktivitas 'ngariung' atau makan bersama dianggap bisa menyebarkan virus corona.
Dalam pesan WhatsApp tersebut diceritakan bahwa di suatu kantor masih mengadakan rapat. Sebagai budaya kantor, anggota rapat diminta untuk membawa makanan untuk saling berbagi. Kebetulan ada yang pandai masak sambel ijo terong ikan asin.
Nah, sambal tersebut dimakan bersama-sama dengan anggota rapat. Karena rasa sambal yang pedas, akhirnya mereka secara tidak sadar keringetan dan disertai dengan mangap-mangap khas orang kepedesan. Rupanya, hal tersebut memungkinkan aerosol keluar dari mulut anggota rapat dan di antara mereka ada yang sudah terinfeksi Covid-19. Alhasil, anggota rapat itu dikabarkan terinfeksi Covid-19.
"Esok harinya, beberapa anggota rapat mengeluh sakit, lidah tidak dapat merasa, dan gejala khas Covid-19 lainnya. Lalu, mereka diswab dan hasilnya positif Covid-19. Beberapa pasangan suami istri pun terinfeksi, bahkan ada yang sedang hamil. Karena itu, kantor ditutup dan dilakukan isolasi mandiri, beberapa lainnya menjalani perawatan di rumah sakit," tulis pesan yang dibuat oleh Yogi Prabowo.
Pesan berantai tersebut mengajarkan untuk tidak boleh lengah menjalankan protokol kesehatan, apalagi Anda berada di kerumunan orang. Kemungkinan terpapar Covid-19 dari orang yang sudah terinfeksi sangat besar, terlebih jika Anda tidak patuh menjalani protokol kesehatan.
Baca Juga : Intip Anya Geraldine Mandi Kembang Sambil Minum Anggur
Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Paru Primaya Hospital Karawang dr Nurhayati, SpP, menerangkan bahwa kemungkinan penyebaran aerosol melalui aktivitas 'ngariung' atau makan bersama itu besar sekali. Bahkan, kemungkinan ini bisa terjadi keluarga di rumah.
"Saat makan, tidak mungkin kita tidak melepas masker. Di saat seperti itu, jangan pernah ngerasa Anda atau teman terdekat Anda sehat. Bagaimana pun kemungkinan terpapar Covid-19 sekarang ini ada," terang dr Nurhayati pada Okezone, Jumat (11/9/2020).
Follow Berita Okezone di Google News