SOLO – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatat adanya peningkatan gairah generasi milenial untuk menunaikan ibadah haji. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya generasi milenial yang berangkat haji sejak program haji muda diluncurkan dua tahun ini, yang memperlihatkan kenaikan 43 persen dibandingkan awal peluncuran pada 2018.
Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji Iskandar Zulkarnain mengatakan selain mencetak generasi muda yang sholeh menuju Indonesia emas di 2045, program mengajak kaum milenial untuk berangkat haji ini diluncurkan dikarenakan daftar tunggu jamaah haji ke tanah suci yang harus menunggu selama 20 tahun baru bisa diberangkat.
BACA JUGA: Jamaah Haji Milenial, Naik Haji di Usia Belia!
Waktu tunggu itu berarti bila seseorang mendaftar berangkat haji sejak di bangku SMA, mereka sudah bisa berangkat ke tanah suci di usia 40-45 tahun.
"Saat ini mayoritas pendaftar haji rata-rata berusia di atas 40 tahun. Dua tahun kami melakukan haji muda, di tahun pertama, di bawah usia 30 tahun mendaftar sebanyak 17 persen. Dan di tahun kedua di tahun 2019, pertumbuhannya mencapai 43 persen. Sehingga antusias kaum milenial berangkat haji cukup bagus,” ujar Zulkarnain usai menyerahkan bantuan APD senilai Rp411 juta untuk RS UNS melalui BAZNAS pada Sabtu (5/9/2020).
BACA JUGA: Hikmah Naik Haji di Usia Muda
Menurut Zulkarnain,jika mahasiswa mulai mendaftar pada saat semester satu dengan menabung Rp20.000 per hari maka empat tahun lulus sudah bisa mendaftar.
"Kalau minta sama orang tuannya, sehari Rp20.000 untuk ditabungkan berangkat haji, pasti dikasih. Sekarang kalau sehari Rp 20 ribu, maka empat tahun sudah dapat Rp36 juta. Padahal daftarnya hanya Rp25 juta, sehingga kalau antrean 20 tahun itu maka usia 40-45 tahun sudah bisa berangkat haji dan saya kira masih fit," bebernya.
Bukan bermaksud mengesampingkan jamaah haji yang telah berusia lanjut, dengan haji yang lebih muda maka akan lebih fit dan lebih sempurna dalam menjalankan rukun sunah dalam ibadah haji.
Follow Berita Okezone di Google News