Kontribusi ini yang membuat industri logam dasar dinilai berperan menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional.
“Kami sedang mendorong industri logam siap memasuki era industri 4.0 dengan menerapkan teknologi digital. Tujuannya agar bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Jadi, industri 4.0 bukan untuk mengurangi tenaga kerjanya, tetapi memacu added valuemanusianya,” papar Agus.
Dia menambahkan, industri pengolahan nonmigas masih konsisten menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Pada periode Januari-Juni tahun 2020, total nilai pengapalan produk sektor manufaktur menembus hingga USD60,76 miliar atau menyumbang 79,52% dari keseluruhan angka ekspor nasional yang mencapai USD76,41 miliar.
“Kami akan menjaga momentum saat ini dengan percepatan stimulus sektor manufaktur pada semester II-2020. Percepatan stimulus ke sektor manufaktur dapat mendorong industri berorientasi ekspor untuk meningkatkan kapasitas produksinya,” jelas Agus.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)