Ya, tenaga medis juga mempunyai keluarga yang selalu menanti dirinya pulang dalam kondisi selamat dari 'medan perang'. Mereka harus meninggalkan suami, istri, bahkan buah hati yang masih balita untuk maju ke garis depan 'medan perang' melawan COVID-19.
Seperti Afit yang bekerja sebagai suster merawat pasien COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Dia harus menahan rindu kepada buah hati, membawa baju anaknya yang masih membutuhkan ASI.
(Baca Juga : Viral Video Dokter Ajak Pasien Virus Korona Nyanyi Bareng di Ruang ICU)
Dia harus mengumpulkan ASI yang nantinya diambil oleh sang suami. Tapi, suster Afit hanya bisa berkomunikasi dan melihat wajah suaminya dari kejauhan tanpa bisa memeluk sekedar melepas rindu.
Ada pula cerita perjuangan dokter Debryna di RS Wisma Atlet yang harus memakai alat pelindung diri (APD) selama 10 jam setiap harinya. Pastinya akan sulit ketika lapar, haus bahkan menahan rasa ingin buang air kecil.
(Baca Juga : Temukan Virus Korona, Ilmuwan Ali Mohamed Zaki Malah Dipecat)
Belum lagi ketika pakaian pelindung tubuh rusak atau bolong. "Ada keparnoan kalau ada bolong sedikit saja, parno gitu kan, jadi benar-benar keep checking ke teman, Jika ada yang sobek terus langsung diselotip. Itu sebenarnya agak ribet karena tiap kali lihat bolong langsung cari selotip dan pasang dulu," ujarnya lewat Instagram.
(Baca Juga : 5 Dokter yang Meninggal Dunia saat Bertugas)
Tentu banyak cerita-cerita lainnya dari tenaga medis selama menangani pasien COVID-19. Satu yang pasti, para tenaga medis berjuang demi menyelamatkan pasien dengan nyawa mereka taruhannya. Jadi, jauhi stigma dan dukung mereka!
Follow Berita Okezone di Google News
(ful)