Sang dokter mengungkap kisah di balik kerasnya kemauan membantu. dr. Tirta meski tak lagi membuka praktik, tetap menjunjung sumpah dokter untuk menolong setiap insan tanpa memandang strata sosial.
Kematian Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKMKK) UGM, Prof Iwan Dwiprahasto akibat virus Corona pada 24 Maret 2020 lalu kian menjadi lecutan bagi dr. Tirta.
(Baca Juga: Tips Menjadi Content Creator Youtube dan Instagram Handal ala Dr Tirta)
Sebuah pesan dari sang guru bakal dr. Tirta sematkan di dasa, "Tabunglah uang dari usahamu, berjuang, naikkan derajat tenaga medis, amankan pasien, buat RS ! Siapa tahu kamu bisa!”
Ia bertekad terus melawan virus yang belum ditemukan vaksinnya ini. "Akhirnya gue memutuskan, meneruskan legacy beliau. Gue akan bantu sebisa gue. 100/200/300 RS. Mau gue sampe sakitpun, gue ga peduli. Negara ini butuh bantuan," ungkapnya di media sosial.
(Baca Juga : Viral Kata Corona Ada dalam Ayat Alquran? Ini Penjelasannya)
Bukan kepopuleran yang mungkin diharapkan oleh dr. Tirta. Ia melihat potensi sebaran virus corona dapat menyebabkan krisis hingga Juni 2020 mendatang. Kegundahan atas kelambatan aksi pemerintah dan ‘bandelnya’ masyarakat bukan hanya membuatnya terenyuh. Menghimpun apa yang dipunya untuk menggugah lainnya bertindak serupa.
Itulah teladan dari seorang pemuda berpenampilan hype-beast untuk menekan angka infeksi virus Corona di negeri ini. Langkah kecil yang pantas diikuti.
Follow Berita Okezone di Google News
(ful)