DALAM penelitian yang dilakukan Fakultas Teknik Lingkungan Sipil (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebut bahwa Jakarta adalah salah satu kota yang memiliki kualitas air buruk. Banyak air di Jakarta pun disebut tercemar dan mengandung Escherichia coli.
Menurut Ir Rofiq Iqb, ST Ahli Air dan Lektor Fakultas Teknik Lingkungan Sipil (FTSL) ITB menyebut, Jakarta merupakan Ibu kota yang padat penduduk, sehingga membuat kualitas air berpeluang tercemar lebih besar. Ditambah, lemahnya hukum dalam pengolahan limbah oleh setiap Industri atau pabrik.
"Sehingga pasti daerah dengan tinggi ataupun padat beban air akan lebih besar. Paling umum air dengan kualitas buruk itu ada di perkotaan termasuk di Jakarta di Surabaya," ungkap Rofiq dalam Media Gathering In Home Experience wit Coway seputar Water Quality Lab di Jakarta.
Bakteri yang terdapat dalam air yaitu E-colli ini bersumber dari tinja. Rofiq pun menilai memang Jakarta berpeluang karena tidak ada pengelolaan limbah tersebut.
"Karena memang Indonesia ini penegak hukum itu belum sempurna itu diwajibkan untuk pengolahan dan domestik. Kenapa itu karena memang buang limbah sembarangan, juga jadi E-coli itu dari tinja seharusnya dilakukan pengolahan juga," katanya.
Pasalanya, jarak septic tank memang tidak ideal, mengingat pemukiman yang berdekatan. Padahal, jarak ideal antara pemukiman dengan septic tank kurang lebih 10 meter. "E-coli itu sumbernya dari tinja dari tubuh manusia. Kalau di kota kan rumah sini rumah sini, maka ada teknologi lain selain septic tank, namanya bio filter," jelas dia.
Follow Berita Okezone di Google News
