JAKARTA - Subsidi angkutan barang perintis berhasil menekan disparitas harga di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).
"Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Perdagangan terdapat penurunan harga barang signifikan antara sebelum ada tol laut, setelah menggunakan tol laut, dan setelah ada subsidi angkutan barang perintis," kata Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Suharto dalam keterangan di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Subsidi angkutan barang perintis dijalankan oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Dikatakan, rata-rata penurunan harga sebesar 22% untuk Natuna, 9% untuk Merauke, dan 7%-8% untuk Timika.
BACA JUGA: Kemenhub Alokasikan Anggaran Rp1,59 Triliun untuk Tol Laut 2023
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2021 tanggal 12 April 2021 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang dari dan ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP). Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan angkutan barang dari dan ke daerah-daerah di pedalaman Indonesia.
Dia menambahkan Program Angkutan Barang Perintis yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ini merupakan kerja sama multimoda yang berkaitan dengan program Tol Laut dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan program Jembatan Udara dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Untuk Tol Laut, kata Suharto, menerima barang daerah asal dengan melakukan bongkar muat dan melakukan pengecekan jenis barang. Jika telah sesuai maka akan dilayarkan menuju daerah tujuan. Sesampainya di pelabuhan tujuan maka tugas dan tanggung jawab akan dialihkan kepada angkutan barang perintis di jalan.
Di mana sebelum dilakukan pengiriman maka dicek terlebih dahulu muatan yang ada sesuai dengan manifes yang ada saat melakukan bongkar muat, setelah itu barang akan di bawa menuju gudang di bandara tujuan.
Sesampai di bandara tujuan akan dilakukan pengecekan kembali sebelum dilakukan muatan kargo ke dalam pesawat perintis. Di mana tujuan dari pengiriman ini adalah daerah-daerah pelosok yang sulit dilalui dengan jalan darat ataupun laut.
“Contoh kerja sama multi moda ini adalah barang dari Surabaya diangkut menggunakan Tol Laut menuju Merauke, lalu dari Pelabuhan dilakukan bongkar muat dan diangkut oleh angkutan barang perintis di jalan menuju Bandara Mopah dan dilanjutkan pengiriman kargo melalui jembatan udara menuju Oksibil dan daerah pegunungan lainnya di Papua,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News