YOUTUBER Baim Wong tersandung masalah, setelah viral kasusnya dengan kakek Suhud. Awalnya, orang tua tersebut nampak ingin meminta bantuan uang di jalanan. Tapi pada kenyataannya, kakek Suhud ternyata ingin menwarkan dagangan dia.
Memang, Baim Wong terkenal dengan kontennya yang kerap membagikan rezeki kepada beberapa orang. Biasanya, mereka yang dibantu adalah orang susah atau mereka yang memang butuh bantuan.
Pada dasarnya, berbagi memang wajib dilakukan, tetapi ada risikonya ketika seseorang berbagi dan dilihat banyak orang. Pasalnya, ketika orang tersebut mempopulerkan jika dia suka berbagi, bukan tidak mungkin banyak orang yang berharap berkah dari mereka.
Oleh karena itu, Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengatakan berbagi di media sosial bisa menimbulkan efek kebiasaan, di mana setiap kesulitan diatasi dengan meminta bantuan kepada orang lain tanpa adanya usaha terlebih dahulu.
"Berbagi pada dasarnya adalah hal yang baik sebagai makhluk sosial. Namun kita sudah diajarkan sejak kecil bahwa kita tidak seharusnya memamerkan hal tersebut," kata Kasandra.
Berbagi ini pun mirip dengan giveaway yang dulu populer dilakukan oleh Arief Muhammad dengan nama ikoy-ikoyan. Bedanya, giveaway bisa saja menjadi bagian dari strategi marketing. "Sebagai imbal jasa atas apa yang dilakukan orang lain, ada yang membuat menjadi tenar, menambah followers dan membangun image positif dan atau membeli kesetiaan," katanya memberikan contoh.
Menurut Kasandra, tren itu tergantung dari motif dan cara untuk melakukannya. Sebab, hal ini akan merefleksikan profil psikologis, baik intelegensi dan kepribadian seseorang. "Dengan meyakini prinsip law of attraction, kita akan memetik apa yang kita tanamkan. Berbagi karena pamrih, atau memang karena mengasihi sesama," ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News