Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

RI Targetkan Ekspor Perkebunan Tembus Rp1.040 Triliun

Taufik Fajar, Jurnalis · Rabu 25 Agustus 2021 15:01 WIB
https: img.okezone.com content 2021 08 25 620 2460942 ri-targetkan-ekspor-perkebunan-tembus-rp1-040-triliun-EePs65kcC2.jpg RI Targetkan Ekspor Perkebunan (Foto: Antara)
A A A

JAKARTA - Sektor pertanian menjadi salah sektor yang kebal di tengah pandemi Covid-19. Hal ini juga diapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tercatat, sektor pertanian mampu tumbuh positif 2,95% di kuartal I dan 0,38% di kuartal II-2021.

Kinerja sektor pertanian ini termasuk sub sektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian. Menurut data BPS pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke II kontribusi tanaman perkebunan tumbuh 0,33% diakibatkan oleh peningkatan produksi komoditas kelapa sawit karena didukung musim kemarau yang tidak ekstrim, pertambahan luas tanam yang mulai menghasilkan, serta pertumbuhan konsumsi domestik.

Ditjen Perkebunan (Ditjen Bun) Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan nilai ekspor komoditas utama, andalan dan pengembangan perkebunan periode 2020-2024 sebesar USD74,31 milliar atau setara Rp1.040,33 triliun.

Sehingga, untuk mengejar seluruh target tersebut Ditjen Bun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produkivitas, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

“Kami juga mendorong modernisasi perkebunan , pembiayaan melalui KUR (kredit usaha rakyat), peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia), optimasi jejaring stakeholder,” ucap Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (25/8/2021).

Baca Juga: Jokowi Lihat Peluang Emas di Sektor Pertanian, Para Menteri Diminta Kerja Cepat

Lebih lanjut, Heru mengakui bahwa dan KUR juga bisa digunakan untuk melakukan peremajaan sawit rakyat (PSR). Adapun program PSR mencakup 21 provinsi utamanya Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan.

Jadi ada banyak manfaat yang bisa diambil dari PSR, jika program tersebut di optimalisasi, salahsatunya dengan pola tumpang sari saat melakukan PSR. Jadi bukan hanya petani, tapi juga industri dan pemerintah dalam hal ini negara.

Sebab, dengan melakukan PSR maka produktivitas yang dihasilkan pada tanaman periode berikutnya akan lebih tinggi dari sebelumnya. Industri akan mendapatkan jaminan pasokan bahan baku, dan negara akan mendapatkan devisa lebih tinggi lagi, mengingat kebutuhan negara luar akan produk sawit dan turunannya juga semakin meningkat.

Follow Berita Okezone di Google News

Tingginya permintaan akan rempah-rempah untuk penambah imun di saat pandemi covid-19 juga ikut mempengaruhi kinerja perkebunan. Artinya, walaupun pandemi covid-19 masih berlangsung, hal ini tidak memberi dampak kepada negatif pada sub sektor perkebunan.

Perkebunan di luar Jawa dan Bali, masih memberikan respon positif. Hal tersebut dibuktikan dengan salah satunya yakni Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 yang mencapai Rp7,29 triliun.

“Ekspor yang akan dilepas pada kesempatan ini sebesar 627,4 juta ton, nilainya Rp7,29 triliun, meliputi komoditas yang pertama perkebunan 564,6 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, hortikultura 7,2 juta ton, peternakan 4,0 juta ton, dan beberapa komoditas lainnya,” jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini