ARITMIA menjadi salah satu penyakit jantung yang mesti diwaspadai banyak kalangan. Di antara artimia, prevalensi itu atrial fibrilation paling sering dialami seseorang.
Artimia adalah gangguan irama jantung cepat lambat atau tak teratur, Sementara atrial fibrilation membuat seseorang mengalami sistem irama jantung tidak normal
Spesialis Jantung dr Sunu Budhi Raharjo SpJP(K), PhD, dari Heartology Cardiovascular Center, mengatakan, atrial fibrilation ini menjadi maslaah global karena jumlahnya banyak. Di Indonesia lebih dari 2 juta penduduk mengalaminya.
"Yang dikhawatirkan, keluhan menggangu, denyutnya cepat, tidak teratur dan jangan sampai terjadi stroke. Karena risikonya meningkat sampai 5 kali lipat," katanya dalam webinar Sabtu (9/1/2020).
Kalau tidak terkontrol, secara fungsional akan sangat mengganggu. Atrial fibrilation juga menyebabkan risiko kematian 3 kali lipat
Baca Juga: Uji Klinis Turki dan Brasil Jadi Pegangan BPOM Beri Izin Vaksin Sinovac
Penyakit ini bisa saja terjadi pada saat jantung sehat. Pada kondisi atrial fibrilation yang terjadi adalah jantung bergetar cepat sekali dan seperti listrik korslet atau muncul trigger yang cepat.
Ada beberapa tahap diagnosis dan biasanya menanyakan keluahan pasien, dari yang simple terasa dada tidak nyaman, bergetar, denyut jantung hilang keliyengan, ini disebabkan karena aliran darah ke orak tidak cukup, lebih lanjut pingsan, dan lebih cepat lagi ada sudden cardiac atau kematian jantung mendadak.
"Tatalaksana diutamakan untuk penekanan sumber cepat tadi, obat diberikan pada lini pertama, lalu direkomendasikan dengan kateter ablasi pada atrial fibrilation atau melewati prosedur non bedah," tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News