KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pemanfaatan konten animasi yang dikemas secara menarik untuk mengoptimalkan potensi pariwisata daerah. Hal ini sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan daya tarik wisata daerah.
Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf Wawan Rusiawan mengatakan, untuk mengemas konten animasi yang bertujuan mengembangkan potensi pariwisata daerah diperlukan kecermatan melihat peluang.
“Animasi di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk itu, baik pemerintah maupun pelaku usaha kreatif harus saling bersinergi menciptakan harmonisasi guna melihat berbagai peluang. Sehingga, ke depan peluang tersebut bisa diimplementasikan,” kata Wawan seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: 10 Tempat Wisata Alam di Sekitar Makassar, dari Gunung hingga Jejak Prasejarah
Hal itu disampaikan Wawan saat membuka Bincang Inklusif Seputar MetadatA (Bisma) bertajuk ‘Pengemasan Konten Animasi Berbasis Potensi Pariwisata Daerah’ pada, Rabu kemarin.
Kegiatan diharapkan bisa mewadahi para pelaku usaha parekraf untuk berdiskusi mengenai berbagai macam peluang serta berbagi pemahaman dan pengetahuan terkait cara mengemas konten animasi yang baik, dan menarik dalam meningkatkan potensi pariwisata daerah.
Kreator dan Penulis Skrip Si Juki, Faza Ibnu mengatakan, budaya pop terutama animasi dapat memberikan dampak kepada pariwisata di sebuah negara atau daerah. Seperti di Jepang yang memiliki maskot untuk setiap daerahnya.
Fungsi dari maskot ini sangat beragam, antara lain sebagai instrumen untuk menyampaikan informasi dari pemerintah, sosialisasi program, sekaligus karakter yang dapat dijadikan suvenir atau merchandise khas yang diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kreatif di daerah tersebut.
“Melalui pengembangan maskot ini, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di setiap daerah bisa memanfaatkan karakter tersebut sebagai peluang bisnis,” kata Juki saat jadi pembicara dalam talkshow ini.
Salah satu maskot yang sukses di Jepang adalah Kumamon. Hanya dalam waktu dua tahun, Kumamon telah menghasilkan keuntungan ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk wilayahnya, termasuk pariwisata dan penjualan produk, serta publisitas senilai 90 juta dolar AS. Menurut studi Bank of Japan penjualan merchandise Kumamon telah mencapai 29,3 miliar yen pada 2012.
“Dari studi kasus tersebut, terlihat beberapa peluang yang bisa diimplementasikan dalam meningkatkan pariwisata daerah di Indonesia, antara lain melakukan branding pariwisata daerah dengan menggunakan karakter animasi nasional. Lalu, pemerintah daerah dapat melakukan kolaborasi dengan kreator lokal, serta pemerintah daerah menginisiasi maskot di setiap daerah wisata,” ujar Faza.
Follow Berita Okezone di Google News