JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merilis data sebaran berita hoaks terkait isu pandemi Covid-19. Terdapat 711 berita hoaks tentang Covid-19, sebanyak 1.471 total penyebaran dan 103 sudah ditangani oleh Polri, hingga Sabtu (16/5/2020).
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Widodo Muktiyo mengajak masyarakat untuk menggunakan lima jurus melawan hoaks atau disinfodemik. Hal itu disampaikannya dalam Webminar Kominfo dan Komisi II DPR RI.
Pertama, jika menemukan berita tentang Covid-19 yang diragukan kebenarannya, masyarakat diimbau untuk memeriksa sumber valid ke covid19.go.id.
Kedua, masyarakat diminta berpikir jernih. Ketiga, bergabung dengan komunitas antihoaks. Keempat, meneliti keaslian foto dan video, dan kelima, masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi judul berita.
"Kita saat ini dalam situasi sulit. Hoaks bertebaran di tempat kita, sehingga kita kerap mendapatkan informasi yang membingungkan. Oleh karenanya kita butuh penguatan informasi publik tentang covid-19," ujar Widodo dalam keterangannya.
Menurut Widodo, saat ini hoaks merupakan racun informasi yang dibawa melalui arus tsunami informasi. Menurut dia, berdasarkan data yang menunjukkan jumlah pemilik mobilephone di Indonesia lebih banyak ketimbang jumlah penduduk Indonesia. Apalagi selama kebijakan stay at home, terdapat peningkatan aktivitas masyarakat di media sosial.
Baca juga: Stok Sabar Buruh Diuji saat Dihadapkan Kartu Prakerja
"Penggunaan media sosial sudah menjadi gaya hidup dan realitas sosial kita saat ini. Di sinilah pemerintah ingin mengajak meningkatkan literasi dalam memilih dan memilah informasi, agar tidak masuk ke dalam gelombang tsunami yang membingungkan," imbuhnya.
Kominfo juga telah berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19. Hasilnya, diketahui terdapat pengaruh antara sebaran hoaks dengan tingkat imunitas tubuh masyarakat.
"Masyarakat yang terlalu banyak menerima berita hoaks tentang Covid-19, akan menurunkan imunitas tubuh, sehingga menjadi pintu masuk virus Covid-19 masuk ke tubuh," ujarnya.
Kominfo kemudian membantu Gugus Tugas Covid-19 untuk melakukan penguatan komunikasi publik dengan cara menjaga dinamika komunikasi publik, menciptakan konten kemasan maupun stakeholder untuk medsos dan narasumber media darling, koordinasi antarkementerian/Lembaga sebagai key opinion leader dan memaksimalkan berita tentang Kesehatan pada media-media mainstream.
"Dinamika komunikasi publik membutuhkan penanganan yang komprehensif, tidak hanya penanganan Kesehatan tetapi non Kesehatan, seperti soal mudik, dan persoalan masyarakat lainnya supaya masyarakat terjaga dari berita-berita hoaks. Kita mendorong masyarakat untuk turut serta membuat konten-konten yang positif supaya menularkan semangat baik di media sosial," ujar Widodo.
Widodo menjelaskan, tujuan utama diseminasi informasi penanganan Covid-19 adalah “behaviorial change” melalui komunikasi publik yang sistematis dan komprehensif untuk “memutus mata rantai covid-19”.
"Pesan utamanya adalah disiplin, gotong royong, optimis dan positif," tukasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(qlh)