Seluruh alam semesta ini adalah ciptaan Allah SWT, begitupun jatuhnya benda angkasa ke bumi seperti meteor juga sebagai kehendak-Nya.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin. Menurut Ustadz Ainul Yaqin, saat manusia melihat jatuhnya meteor ke bumi, lebih afdol membaca doa di bawah ini.
مَاشَاءَاللّٰهُ لاَحَوْلَ لاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللّٰهِ
Maa syaa-allah laa haula walaa quwwata illaa billaah
Artinya; “Semua atas kehendak Allah, tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas kehendak Allah.”(Imam An Nawawi kitab Al Adzkar).
Fenomena hujan meteor menyapa warga Bumi awal bulan Mei. Hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati aliran puing yang menempati orbit komet. Dalam istilah yang lebih sederhana, ketika sejumlah meteor melintas di langit dari titik yang kira-kira sama.
Dilansir dari Telegraph, hujan meteor juga disebut sebagai bintang jatuh, meskipun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan bintang. Setidaknya akan ada 8 kali hujan meteor terjadi pada tahun ini, yaitu:
1. Quadrantid (4-5 Januari 2020)
2. Lyrid (22-23 April 2020)
3. Eta Aquarid (5-6 Mei 2020)
4. Perseid (12-13 Agustus 2020)
5. Draconid (8-9 Oktober 2020)
6. Orionid (21-22 Oktober 2020)
7. Leonid (17-18 November 2020)
8. Geminid (13-14 Desember 2020)
Baca Juga: Jawaban Gus Miftah Atas Isu Kiamat 15 Ramadhan
Meskipun ilmu pengetahuan semakin canggih, namun masih ada orang yang mengaitkan fenomena meteor jatuh dengan hal mistis di bumi ini. Ustadz Ainul menjelaskan, dalam Alquran meteor jatuh tidak ada kaitannya dengan pelemparan setan dan jin.
Kepercayaaan seperti itu di luar nalar manusia, karena ilmu astronomi tentu tidak ada kaitannya dengan setan, tapi hanya fenomena alam saja.
“Orang yang beriman, salah satunya adalah perkara ghaib, perkara yang mungkin belum bisa dirasionalkan, tidak perlu membutuhkan pikiran panjang. Walaupun seiring dengan zaman banyak penelitian atau kajian yang menguatkan kebenaran mutlak Allah SWT, karenanya menerima dan meyakini apa yang tertulis dalam kitabullah, meski nalar tak mampu membuktikan termasuk persoalan meteor adalah merupakan batu untuk melempar setan,” katanya saat dihubungi Okezone, Senin (11/5/2020).
Kemudian sikap ‘kami dengar dan kami mengimaninya’ (sami'na wa atha'na) adalah hal pertama dan yang utama ketika menyikapi seluruh isi Alquran. Meskipun dalam kajian astronomi atau ilmu falaq, hal seperti ini tidak pernah dibahas.
Baca Juga: Ini 10 Urutan Peristiwa Tanda-Tanda Kiamat
“Tetapi saat memahami keterangan ayat dan hadits, serta penjelasan ulama, sesungguhnya tidak ada pertentangan antara penjelasan syariah dengan kesimpulan para ahli astronomi,” ucapnya.
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
Artinya:”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. AL Mulk: 5)
Follow Berita Okezone di Google News
(abp)