BLITAR - Sejumlah pusaka Wali Songo menjadi penentu kemenangan Kesultanan Demak Bintoro melawan Kerajaan Majapahit. Dipimpin Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus, pasukan Santri Demak mendesak pasukan Majapahit.
Pusaka Wali Songo berhasil membuat orang-orang Majapahit kocar-kacir. Serangan santri Demak ke wilayah Tuban, Kediri dan sekitarnya membuat orang-orang Majapahit hingga mengungsi ke gunung-gunung.
Meski, Sunan Ngudung yang menggantikan ayahnya, Sunan Kudus sebagai senopati Demak tewas dalam pertempuran melawan Raden Kusen atau Adipati Terung, senopati Majapahit.
Berikut Pusaka Wali Songo yang dipakai Sunan Kudus:
1. Pusaka Ki Suradadi
Pusak Keris pusaka Ki Suradadi milik Sunan Giri, Salah satu Wali Songo ini memiliki gelar Prabu Satmata.
Gelar tersebut diberikan karena kedudukannya sebagai raja sekaligus guru suci di Giri Kedaton, Jawa Timur.
Dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa, oleh Sunan Giri pusaka Ki Suradadi dihibahkan kepada Sunan Kudus. Saat dihunus Sunan Kudus, tiba-tiba muncul keajaiban yang mengejutkan.
Follow Berita Okezone di Google News
Hewan tikus dengan jumlah yang tak terhitung tiba-tiba keluar. Kemudian, menyerang orang-orang Majapahit hingga kocar-kacir.
2. Pusaka Peti dari Palembang
Pusaka Peti ini diperoleh Sunan Kudus dari Adipati Palembang Arya Damar. Dia adalah putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya yang memeluk Islam.
Meski Arya Damar bukan Wali Songo. Namun, ia yang pertama kali menerima Raden Rahmat atau Sunan Ampel saat pertama kali menjejakkan kaki di Nusantara.
Sunan Kudus membawa pusaka berbentuk peti itu ke medan perang antara Demak dan Majapahit. Saat dalam situasi terjepit, tutup peti dibuka.
Hujan angin bercampur badai besar tiba-tiba menerjang Majapahit. Suara gemuruh yang ditimbulkan badai tersebut membuat orang-orang Majapahit ketakutan.
Dari dalam pusaka peti Arya Damar, konon juga muncul pasukan siluman yang langsung menyerang orang-orang Majapahit. Dalam peperangan yang dipimpin Sunan Kudus itu, Demak memperoleh kemenangan besar.
Pusaka-pusaka Majapahit disita dan ditempatkan selama 40 hari di Giri Kedaton. Kemudian, oleh pasukan santri dipimpin Sunan Kudus. Semua pusaka kerajaan Majapahit diangkut ke Demak.
Naskah Tedak Pusponegaran dan Literature of Java (1967-1980), menulis, orang-orang Majapahit yang terpukul mundur oleh santri Demak, sempat bertahan di Sengguruh, Malang Jawa Timur.
Meski demikian tak berlangsung lama. Serbuan santri yang dipimpin Arya Terung, yakni anak Adipati Terung yang memilih berpihak ke Demak, membuat orang-orang Majapahit pergi menjauh.
Arya Terung pun diangkat Sultan Demak sebagai Adipati di Sengguruh. Sedangkan adiknya, Arya Balitar diangkat menjadi Adipati Blitar. Sengguruh (Malang Selatan) dan Blitar dinyatakan berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak.
3. Pusaka Badhong (Golok)
Pusaka Badhong didapatkan Sunan Kudus dari Sunan Cirebon atau Sunan Gunung Jati. Pusaka itu untuk melawan orang-orang Majapahit.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Wali Songo. Ia Wali Songo yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon.
Seiring waktu, dalam sebuah pertempuran sengit, Sunan Kudus mencabut pusaka Badhong dari sarungnya. Tiba-tiba muncul lebah yang langsung menyerang pasukan Majapahit.
Tak ayal, orang-orang Majapahit tunggang langgang terkena sengatan lebah yang jumlahnya tak terhitung.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Follow