JAKARTA - Bisnis jasa pertambangan pada 2023 dinilai masih akan cerah. Terlebih lagi, besarnya komoditas pertambangan mineral hingga batu bara di pasar dunia.
Batu bara kembali booming lagi dampak Perang Rusia-Ukraina. Selain itu, permintaan batu bara masih akan tinggi meski pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon serta transisi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan,
“Kami proyeksikan hingga 2035 permintaan batu bara akan terus meningkat. Kemudian setelah itu baru akan menuju keseimbangan baru seiring masuknya sumber energi baru di masa transisi,” ujar Direktur PT Putra Perkasa Abadi (PAA) R Teguh Saptosubroto di Jakarta seperti dilansir Antara, Jakarta, Jumat (30/12/2022).
BACA JUGA:PNBP Pertambangan Tembus Rp173,5 Triliun, Meningkat 170% dari Target
PPA menjadi kontraktor tambang di beberapa perusahaan tambang batu bara yang ada di Indonesia. Sementara itu, PPA merespons tren kenaikan produksi batu bara dengan menyiapkan sejumlah stretegi bisnis di antaranya melakukan ekspansi ke sektor lain seperti pertambangan nikel maupun bauksit.
Langkah tersebut dilakukan seiring dengan diraihnya sejumlah kontrak baru yang akan dijalankan oleh perusahaan.
Dengan adanya proyek baru dan target di 2023, PPA berencana melakukan penambahan 4.000 tenaga kerja baru dan 200 alat berat dalam upaya mengejar target produksi 2023.
“Semua hal tersebut sudah diidentifikasi dan dibuat perencanaannya sejak 2021. Sehingga dari sisi kebutuhan unit dan SDM sudah dipersiapkan, kami juga sedang membangun pusat pendidikan operator dan mekanik di Kalimantan Timur, untuk mendidik khususnya tenaga kerja lokal agar memiliki keterampilan dan kompetensi sehingga siap bekerja di PPA,” katanya.
Di samping itu PPA juga akan merekrut lulusan STM baik dari wilayah seputaran tambang maupun yang ada di Jawa. "Kami juga akan hire tenaga profesional di bidang usaha jasa pertambangan dengan kompensasi yang memadai," kata Teguh.
Follow Berita Okezone di Google News