JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan berkomitmen menjaga dan melindungi lingkungan maritim nasional,
“Kita harus bekerja bersama untuk memastikan dan memperbanyak kontribusi yang berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi hijau dan perlindungan berkelanjutan terhadap lingkungan maritim kita," kata Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Kementerian Perhubungan Ahmad Wahid dalam keterangan di Jakarta, Senin (13/9/2022).
Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga perlindungan lingkungan maritim, kata Wahid, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menggelar kegiatan Pilot Launch Compliance Monitoring and Enforcement (CME) Marine Environment Protection of the South East Asian Seas (MEPSEAS) Project.
BACA JUGA: Survei: 75,7% Masyarakat Yakin Sektor Maritim Bisa Percepat Pemulihan Pasca-Pandemi
Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional dalam bentuk pelatihan Pemeriksaan Pengendalian Sistem Anti Teritip dan Sistem Manajemen Air Balas yang diikuti oleh Port State Control Officer (PSCO) dan Marine Inspector (MI) atau Flag State Inspector (FSI) dari 5 pelabuhan yang telah ditetapkan sebagai Pelabuhan Kunci dari Proyek MEPSEAS ini, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Batam, dan Banten.
"Peran aktif kita dalam MEPSEAS Project ini adalah wujud nyata bahwa kita semua memiliki komitmen yang sama dalam menjaga dan melindungi lingkungan maritim kita,” katanya.
Wahid mengungkapkan, bahwa Indonesia telah membuat kemajuan yang sangat baik dalam proyek ini. Indonesia telah menyelenggarakan CME National Workshop dan menyelesaikan 14 Port Biological Baseline Survey sebagai kebutuhan spesifik proyek Indonesia pada tahun 2021.
Follow Berita Okezone di Google News